Selasa 05 Sep 2017 12:33 WIB

Bappenas Fokus Percepat Pembiayaan Proyek Infrastruktur PINA

Pembangunan infrastruktur, ilustrasi
Pembangunan infrastruktur, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Perencanan Pembangunan Nasional (Bappenas) sedang fokus untuk mempercepat pembiayaan proyek-proyek infrastruktur dengan skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).

Pada tahun ini, 10 proyek infrastruktur dengan total nilai sekitar Rp 200 triliun diharapkan dapat memperoleh pembiayaan dengan skema PINA tersebut. Sedangkan untuk tahun depan, jumlahnya dua kali lipat atau sekitar Rp 400 triliiun untuk 20 proyek PINA.

"Kita fokus dulu, artinya memenuhi apa yang sekarang sudah siap. Jadi kita tidak menargetkan suatu nilai tertentu tapi mempercepat proses yang sudah ada di pipeline, intinya itu," kata Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (5/9).

Pada kuartal III-2017, Bappenas menargetkan untuk memfasilitasi pembiayaan ekuitas tiga proyek infrastruktur di bidang energi, bandar udara, dan jalan tol dengan nilai sekitar Rp 10 triliun.

Ketiga proyek infrastruktur yang difasilitasi penyelesaiannya adalah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dengan total nilai proyek sebesar Rp 2,1 triliun, PT Waskita Toll Road yang akan melepas sebagian kepemilikannya di sembilan ruas jalan tol untuk total proyek senilai Rp 69,74 triliun dan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Meulaboh, Aceh, oleh PT PP Energi dengan total nilai proyek sebesar Rp 7,1 triliun. Total nilai investasi ketiga proyek tersebut sekitar Rp 79 triliun.

Saat ini, BIJB Kertajati yang didukung penuh Pemprov Jawa Barat dan Kementerian Perhubungan, memproses penerbitan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) dengan nilai sekitar Rp 950 miliar, yang dibantu penasihat keuangan PT Sarana Multi Infrastruktur dan manajer investasi PT Danareksa Investment Management.

Selanjutnya, PT Waskita Toll Road akan mendapatkan pembiayaan untuk pembangunan ruas tol dengan melepas sebagian kepemilikan saham di sembilan perusahaan pengelola jalan tol yang nilai perkiraannya mencapai sekitar Rp 8 triliun. Divestasi tersebut dibantu oleh PT Danareksa Securities, PT CIMB Securities, PT BNI Securities, serta pihak lain seperti LMAN, PT PII, dan BNI.

Proyek lainnya adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas sebesar 2x200 MW di Meulaboh, Aceh, milik PT PP Energi, melalui penerbitan perpetuity notes maupun RDPT senilai Rp 1 triliun. Pemenuhan ekuitas pembiayaan tersebut dibantu oleh PT Danareksa Capital.

"Mudah-mudahan tiga proyek bisa selesai September ini, paling lambat Oktober," ujar Bambang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement