Senin 04 Sep 2017 15:53 WIB

Cara Kementan Atasi Hama Wereng

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Babinsa menampu dan Babinsa Karang Duren dampingi petani kendalikan hama wereng yang mengancam tanaman padi petani.
Foto: dok. Kodim Jember
Babinsa menampu dan Babinsa Karang Duren dampingi petani kendalikan hama wereng yang mengancam tanaman padi petani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Pertanian berupanya mengatasi serangan hama wereng. Upaya preventif diakui Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjadi solusi mengatasi serangan hama wereng. Wereng Batang Cokelat (WBC) seperti diketahui menyerang batang padi.

Pengendalian WBC telah dilakukan sejak Januari hingga sekarang di 20 Provinsi, 164 Kabupaten dengan menerjunkan 203 personel pusat bersinergi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi (Dinas Pertanian Provinsi, BPTPH dan Koordinator POPT Kabupaten, pemerintah kabupaten/kota) bersama petani dan TNI.

"Masalah hama sangat penting. Kita lakukan gerakan cepat sehingga bisa ditangani dengan baik," ujarnya, Senin (4/9).

Untuk itu, ia pun meminta adanya komunikasi di seluruh Indonesia agar segera melaporkan jika terjadi serangan hama.

Ia melanjutkan, berdasarkan hasil monitoring dan pengendalian WBC di lapangan, ada lima penyebab utama meningkatnya serangan WBC tahun ini yakni terjadinya kemarau basah pada 2016 ditambah periode April-Juni 2017 dengan rerata curah hujan bulanan lebih dari 200 mm dan rerata kelembaban udara lebih dari 90 persen. Kondisi tersebut sangat menguntungkan bagi perkembangan populasi WBC pada periode April -Juli 2017.

Terbatasnya jumlah pengamat dan lambatnya pelaporan populasi WBC. Rata-rata hanya ada satu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) atau mantri yang memegang dua hingga tiga kecamatan. Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan kasus dan puso di beberapa lokasi karena tidak bisa dikendalikan lagi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono melanjutkan, penanaman varietas rentan WBC juga menyebabkan sebaran hama. Beberapa varietas rentan tersebut yakniKetan, Menthik Wangi, Menthik Susu, Beras Merah, Pandan Wangi dan varietas lokal lainnya yang adalah sumber inokulum berkembangnya populasi WBC.

"Caranya dengan tidak menanam varietas tersebut di daerah endemik," kata dia.

Tindak Lanjut yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah adalahintensifikasi Gerakan Pengendalian (Gerdal) di 20 Provinsi, 164 Kabupaten dan perluasan Gerdal di wilayah potensial WBC lainnya dan penambahan mantri OPT.

"Sehingga satu kecamatan satu pengamat," kata dia.

Bantuan benih padi varietas tahan WBC seperti lnpari 31 dan 33 diberikan kepada para petani sebanyak 500 ton ditambah bantuan benih sumber dari Badan Litbang Pertanian menggantikan varietas yang rentan terhadap WBC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement