Kamis 31 Aug 2017 16:37 WIB

Kejar Pertumbuhan, Pemerintah akan Efisienkan Belanja Modal

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Satya Festyiani
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: Reuters/Beawiharta
Menteri Keuangan Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan meningkatkan efisiensi belanja modal dan konsumsi pemerintah untuk bisa mencapai target pertumbuhan 5,4 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, konsumsi pemerintah diproyeksikan dapat tumbuh 3,8 persen.

Untuk bisa menumbuhkan konsumsi pemerintah, ia menilai perlu adanya penguatan kualitas belanja negara melalui peningkatan kualitas belanja modal yang produktif, efisiensi belanja nonprioritas seperti belanja barang, dan subsidi yang harus tepat sasaran.

"Belanja pemerintah yang lebih produktif dan efisien. Momentum perbaikan tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan untuk mewujudkan pertumbuhan yang lebih baik ke depan," ujar Sri Mulyani saat Rapat Paripurna DPR, Rabu (31/8).

Ke depan, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan fokus anggaran belanja yang makin efisien, konsisten dengan prioritas untuk menunjang pemberantasan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan memperbaiki produktivitas ekonomi.

Pemerintah pada RAPBN 2018 mentargetkan pertumbuhan ekonomi pada 5,4 persen. Meski kerap dinilai terlalu tinggi di tengah posisi perekonomian dunia yang belum stabil, Sri Mulyani menilai pertumbuhan ekonomi 5,4 persen merupakan angka yang optimis namun tetap realistis.

Untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah akan mendorong dan memperkuat seluruh sumber pertumbuhan. Beberapa di antaranya, konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor, maupun belanja pemerintah yang lebih produktif dan efisien.

Ia menilai, untuk bisa mencapai target tersebut, pemerintah perlu menjaga pertumbuhan konsumsi domestik sebesar 5,1 persen. Realisasi tersebut harus didukung dengan stabilitas harga barang pokok dan ketersediaan pasokan pangan akan dijaga. Program bantuan sosial yang komprehensif dan lebih tepat sasaran akan diperkuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement