REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – PT PAL Indonesia (Persero) mempercepat proses pengerjaan kapal Landing Platform Dock (LPD) pesanan TNI AL. Caranya dengan mempercepat proses Peletakan Lunas (Keel Laying) pada kapal tersebut dari rencana awal.
Proses Keel Laying dilakukan pada Senin (28/8) atau maju empat bulan dari rencana awal dilakukan pada 28 Desember 2017. Pada pelaksanaan Keel Laying kali ini, PT PAL berhasil melebihi dari persyaratan minimal yang ditetapkan regulasi MARPOL/ SOLAS, dimana untuk tahapan Keel Laying pada kapal besar disyaratkan berat block minimal 50 ton atau setara 1 sampai 2 block. Namun pada saat ini PT PAL berhasil menyajikan 12 blocks sekaligus atau setara dengan berat hingga 400 ton lebih.
Pengadaan kapal dengan masa pembangunan 23 bulan, ini didasarkan pada kontrak dengan nomor KTR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. Dari lima tahapan proses pembangunan kapal, tahapan kedua Keel Laying ini dilakukan empat bulan lebih awal dari rencana pada 28 Desember 2017.
Direktur Utama PT PAL, Budiman Saleh mengatakan langkah percepatan ini dilakukan untuk mengantisipasi pemenuhan target proyek Multi Years yang sangat ketat, dimana pada akhir 2017 harus mampu mencapai progress minimal yang ditetapkan sebesar 40 persen. "Pencapaian progress pada akhir Juli 2017 telah mencapai 21,72 persen dari rencana 11,50 persen atau surplus 10,22 persen, sehingga kami merasa optimis untuk dapat memenuhi target akhir tahun yang telah ditetapkan," kata dia, melalui siaran pers.
Kapal ini memiliki fungsi utama untuk menjalankan berbagai operasi militer sebagai bentuk penguat diplomasi TNI-AL dalam menjaga dan mengamankan wilayah perbatasan laut terluar kedaulatan Indonesia. Selain itu, kapal ini mampu menjalankan misi kemanusiaan baik secara evakuasi, pencarian, penyelamatan bahkan fungsi administrasi pemerintahan bergerak. Kapal yang dirancang untuk tempat pusat koordinasi ini mampu mengangkut hingga 771 personil yang terdiri dari crew, pasukan dan penumpang.
Sebelumnya, PT PAL telah membangun dua Unit LPD melalui Program Alih Teknologi (Transfer of Technology) dari Korea yakni KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 tahun 2011 untuk TNI-AL.
Direktur Pembangunan Kapal, Turitan Indaryo mengatakan melalui pengalaman serta inovasi penguasaan Teknologi, PT PAL juga telah berhasil untuk pertama kalinya mengekspor dua Unit SSV pada 2016 dan 2017 untuk Angkatan Laut dengan tepat mutu dan tepat waktu.
Turitan menambahkan, harapan kelanjutan kerjasama antara industri dan pihak pengguna seperti TNI-AL dapat terjalin lebih baik dan makin dapat dipercaya. Hal itu dibuktikan dengan kemampuan PT PAL sebagai galangan dalam negeri yang membangun Alutsista Matra Laut.