Senin 28 Aug 2017 14:29 WIB

Jonan: Indonesia Harus Jadi Penentu Harga Timah Dunia

Pekerja menata kepingan timah sebelum dikapalkan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja menata kepingan timah sebelum dikapalkan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan Indonesia harus mampu menentukan harga timah dunia, mengingat Indonesia adalah produsen komoditas tambang timah terbesar kedua di dunia.

"Pemerintah concern (sangat peduli) terhadap perdagangan timah sebagai sumber daya alam berada di Indonesia, dapat mencapai harga yang `fair', tidak semata-mata dikendalikan oleh perdagangan dunia," kata Menteri ESDM pada Konferensi dan Pameran Timah Internasional 2017 di Nusa Dua, Bali, Senin (28/8).

Indonesia adalah negara penyumbang ekspor timah timah terbesar kedua, setelah Cina, yakni sekitar 70 persen. "Jadi kita ingin, memperoleh harga yang `fair', terlebih kita telah memiliki bursa timah," kata Ignasisu Jonan nya menekankan.

Ia menuturkan keberadaan Bursa Komoditi dan Derifatif (BKDI) atau Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) selain dapat menjadi acuan harga timah dunia, juga mengurangi perdagangan serta transaksi timah secara ilegal.

"Keberadaan bursa ini, semaksimal mungkin dapat menekan kegiatan perdagangan dan transaksi timah secara ilegal. Kegiatan ilegal itu dapat mempengaruhi harga komoditi timah dan mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan di lokasi penambangan. Karena yang ilegal itu, setelah penambangan ditinggalkan begitu saja, sehingga lingkungan menjadi rusak," ujar Jonan.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, mencatat produksi timah dari Indonesia menyumbang 26 persen dari total pasokan di dunia. Produksi timah nusantara hanya dikalahkan oleh Cina yang lebih banyak diserap pasar dalam Negeri Tirai Bambu itu.

Penentu harga

Sejumlah pihak ingin agar Indonesia menjadi penentu harga timah dunia. Langkah-langkah terus digalang guna mendukung Tanah Air sebagai penentu perdagangan timah, termasuk oleh BKDI.

Tercatat, lantai bursa yang memperdagangkan timah di dunia terdapat di BKDI, London Metal Exchange (LME), dan Kuala Lumpur Tin Market (KLTM). Referensi harga justru tidak ditentukan oleh bursa logam yang berasal dari produsen terbesar.

Penentu harga timah dunia didominasi oleh LME di London, Inggris yang bukan sebagai produsen timah. Indonesia memiliki pasar komoditas berjangka pada tiga tahun terakhir dengan nama ICDX.

Ketua BKDI Said Aqil Siroj mengatakan setelah empat tahun berjalan harga timah BKDI menjadi acuan harga bagi pelaku di dalam dan luar negeri. Hal itu terbukti sentimen harga timah dari Indonesia menjadi salah satu faktor pengerak harga timah di pasar.

Pada medio Juli 2017 BKDI sempat membukukan harga Komoditi Timah di level 20.300 dolar AS per metrik ton. Kendati bukan harga terbaik yang pernah ada, namun BKDI telah membantu mendongkrak harga timah sempat berada di angka 14 ribu dolar AS per metrik ton.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement