REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Senin (21/8), karena reli harga selama pekan lalu telah mendorong aksi ambil untung.
Patokan harga AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 1,14 dolar AS menjadi menetap di 47,37 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan harga Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, merosot 1,06 dolar AS menjadi ditutup pada 51,66 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Jumlah rig di Amerika Serikat yang tergolong sebagai pengeboran minyak berkurang lima rig menjadi 763 rig dalam pekan yang berakhir 18 Agustus, menurut perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (18/8). Selain itu, persediaan minyak mentah AS juga turun sebesar 8,95 juta barel pada pekan yang berakhir 11 Agustus, hampir tiga kali ekspektasi pasar untuk penurunan 3,1 juta barel, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada pekan lalu.
Para analis mengatakan, data tersebut mengisyaratkan bahwa pasar minyak mulai melakukan penyeimbangan kembali dan mendukung harga minyak meningkat pada pekan lalu. Harga minyak pada Senin (21/8) turun karena aksi ambil untung.
Kenaikan harga minyak pekan lalu juga ditopang melemahnya dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, sehingga mengangkat selera pasar terhadap minyak yang dihargakan dalam mata uang AS. Dolar AS jatuh di tengah meningkatnya ketidakpastian politik di Gedung Putih, membuat minyak lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lainnya.