Selasa 15 Aug 2017 17:58 WIB

ISEI Jabar Dorong Regulator Adopsi ‘The Irfan Model’

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bandung Aldrin Herwany
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bandung Aldrin Herwany

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Provinsi Jawa Barat mengimbau Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan OJK mengadopsi 'The Irfan Model' untuk menyelamatkan bank pembangunan daerah (BPD) dalam menghadapi MEA 2020. The Irfan Model merupakan rumusan dalam mendongkrak kemampuan bersaing BPD dalam berkompetisi dengan bank lain.

Ketua ISEI Provinsi Jabar Aldrin Herwany menyatakan, 'The Irfan Model' merupakan pengalaman empiris Dirut Bank BJB Ahmad Irfan yang dituangkan dalam karya ilmiah. Artikel 'The Irfan Model', papar dia, masuk dalam 40 dari 400 hasil penelitian terbaik di dunia yang berhasil tembus ke International Journal Mining Challenge Banking Society. 

Aldrin menyebutkan, The Irfan Model pun dituangkan dalam disertasi Ahmad Irfan sebagai doktor dari Universitas Padjadjaran. ‘’Disertasi Pak Irfan sudah terbukti dan sukses di Bank BJB. Itu sangat valid dan bisa bisa dibuktikan secara econometric,’’ ujar Aldrin, belum lama ini.

Kata Aldrin, saat ini Bank BJB bisa menjadi BPD terbaik dan terbesar di Tanah Air. Dalam forum group discussion (FGD) yang diselenggarakan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), belum lama ini, terungkap, total aset 26 BPD di Indonesia pada triwulan I 2017 tercatat Rp 586,6 triliun. Sekitar 17 persen atau senilai Rp 98,1 triliun di antaranya merupakan aset Bank BJB.

Oleh karena itu, papar dia, sudah saatnya Kemendagri dan OJK sebagai regulator mengadopsi karya ilmiah itu sebagai formula menjaga BPD dalam menghadapi MEA 2020. ‘’Jika tidak, maka hanya akan ada beberapa BPD saja, khususnya yang di Pulau Jawa, yang akan bisa bertahan,’’ tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement