Senin 14 Aug 2017 14:40 WIB

Warga Jayawijaya Bisa Membeli Semen dengan HET

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Peninjauan kesiapan toko pengecer semen di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Foto: Dokumen
Peninjauan kesiapan toko pengecer semen di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, PUNCAK JAYA -- Sejumlah toko pengecer di Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan Kotamulia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, sudah siap menjual semen dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.

Selain memastikan logistik dan infrastruktur penunjang pasokan, PT Semen Indonesia bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga telah memastikan kesiapan toko-toko pengecer di dua daerah tersebut.    

Direktur Pemasaran dan Supply Chain PT Semen Indonesia, Ahyanizzaman, mengatakan pada prinsipnya mereka sudah siap untuk menjual semen sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).

“Sehingga, masyarakat bisa membeli semen dengan harga terjangkau di toko- toko yang berlogo  BUMN hadir untuk negeri,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (14/8).

Dalam program ini, jelas Ahyanizzaman, pengiriman perdana Semen Tonasa dengan volume 312 ton dari Makassar sudah tiba di Pelabuhan Timika, Kabupaten Mimika. Semen ini selanjutnya didistribusikan ke beberapa kabupaten di pegunungan Papua.

Agar kondisi tetap baik, sak semen ini dilapisi dengan plastik karena tingginya curah hujan di daerah pegunungan Papua. “Hal ini untuk menjaga agar semen tidak membeku saat tiba daerah di pegunungan,” jelasnya.

Seperti diketahui, sebagai tindak lanjut kesiapan logistik terkait program semen harga terjangkau di Papua, Kementerian BUMN melakukan peninjauan ke toko-toko pengecer di Kabupaten Puncak Jaya dan Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Peninjauan ini dipimpin oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno. Ikut mendampingi dalam peninjauan Direktur Komersial Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Trisilo Ari Setiyawan.

Dalam kesempatan ini, Fajar Harry Sampurno, mengatakan pemerintah menginginkan seluruh masyarakat Indonesia di manapun berada bisa mendapatkan pelayanan yang sama. Termasuk dalam kebutuhan semen untuk pembangunan.

“Untuk itu pemerintah terus melakukan kebijakan untuk membantu rakyat, seperti halnya program semen harga terjangkau di Papua ini,” tegasnya.

Sementara itu, mahalnya harga semen di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, menjadi salah satu kendala bagi pembangunan di daerah setempat. Termasuk di Kotamulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.

Bupati Puncak Jaya, Henock Ibo, mengungkapkan harga semen yang mencapai Rp 2 juta per sak selama ini, membuat pembangunan terhambat. Ini bisa dilihat bangunan-bangunan di Kotamulia yang tidak memiliki bangunan bertingkat, seperti yang ada di daerah lain.

“Ini akibat mahalnya harga semen. Sehingga konstruksi bangunan masih dari kayu, termasuk bangunan kantor pemerintah daerah,” jelasnya.

Untuk bisa sampai ke wilayah Kabupaten Puncak Jaya, jelas Ibo, semen dari Pelabuhan Timika diangkut dengan pesawat kargo menuju Wamena.

Selanjutnya semen didistribusikan ke Puncak Jaya menggunakan angkutan darat. ”Hal ini menjadi penyebab harga semen menjadi sangat tinggi di Puncak Jaya,” katanya.

Ia menambahkan, kebutuhan semen untuk Kabupaten Puncak Jaya pada 2017 mencapai 2.000 ton per tahun. Sedangkan proyeksi 2018 mencapai 3.600 ton pertahun atau naik hingga 1.600 ton.

Penyerapan semen tertinggi masih oleh proyek- proyek pemerintah yang mencapai 3.000 ton.  “Sisanya, sebanyak 600 ton baru terserap untuk konsumsi masyarakat,” jelas Ibo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement