REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengajak insinyur berinovasi memenuhi kebutuhan garam di Indonesia.
"Ayo insinyur kurangi rasa malu ke dunia, bahwa kita kekurangan garam," kata dia dalam sambutan puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Center Point of Indonesia, Makassar, Selawesi Selatan, Kamis (10/8).
Wapres mengatakan Indonesia memiliki 260 juta penduduk. Setiap tahun terjadi penambahan sekitar tiga juta penduduk per tahun. Artinya, Indonesia butuh beras, gula dan garam lebih banyak. Namun, ia tidak menampik Indonesia sudah kekurangan lahan akibat dialihfungsikan.
Wapres beranggapan satu solusi untuk pemenuhan kebutuhan itu, yakni dengan iptek. Jangan sampai, ia berujar, ada alihfungsi hutan menjadi lahan pertanian.
Menurutnya, Hakteknas bertujuan untuk melihat apa yang akan diperbaiki dari teknologi yang sudah ada di Indonesia. Ia tidak menampik ihwal kekurangan dana yang kerap dipermasalahkan oleh peneliti. Namun, ia mengatakan meningkatkan produksi garam, padi dan gula tidak butuh banyak anggaran.
"Beras, garam gula, bagaimana memperbaiki kebutuhan dasar, tak butuh biaya besar, hanya butuh fokus yang baik," jelasnya.
Ia mengatakan tidak ada negara yang ribut-ribut ihwal kebutuhan garam, gula dan beras. Hanya Indonesia yang masih meributkan kebutuhan beras, gula dan garam.
Ia mengkritisi ihwal manfaat memberi beasiswa pada anak bangsa jiwa tidak mampu berinovasi memenuhi kebutuhan dasar. Menurutnya apabila Indonesia masih kekurangan garam, artinya menyiksa rakyat kecil. Padahal, Indonesia memiliki laut luas.
"Hal sederhana peningaktan mutu bangsa. Petani dan pengusaha akan kerja keras, dan butuh peningkatan teknologi," ujar Wapres