REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survey Literasi dan Inklusi Keuangan OJK 2016 mengungkapkan bahwa hanya satu dari empat wanita di Indonesia memiliki literasi keuangan. Angka ini dinilai penting untuk ditingkatkan, mengingat besarnya peran wanita dalam pengelolaan keuangan di lingkup keluarga.
Melihat kebutuhan akan hal ini, perusahaan pionir peer-to-peer lending untuk usaha mikro di Indonesia, Amartha berkolaborasi dengan Wangsa Jelita, sebuah bisnis sosial penyedia produk perawatan tubuh natural. Keduanya meramu sebuah acara berjudul Financial Planning 101.
Acara ini merupakan salah satu bagian dari WJ CLASS dan Amartha Morning Coffee Session yang dilakukan rutin oleh kedua perusahaan. Amartha percaya bahwa perempuan adalah lokomotif dalam membantu keluarga mencapai cita-cita.
"Kalau seorang ibu pintar mengelola keuangan, dia bisa menabung untuk uang sekolah anaknya, bisa menyiapkan nutrisi terbaik di meja makan, dan efek bola salju lainnya," kata VP of Product Amartha, Aria Widyanto yang juga menjadi pemateri pada sesi literasi keuangan Financial Planning 101 edisi Sabtu (5/8) lalu.
Amartha memang memfokuskan bisnisnya pada pemberdayaan wanita di bidang finansial. Hingga kini, Amartha telah menggandeng 39 ribu lebih pengusaha wanita di pulau Jawa dengan memberikan modal dan pendampingan bisnis.
Amartha mengklaim, upaya yang dilakukan selama setahun pada mitranya ini mampu memberikan dampak kenaikan pendapatan sebesar 41 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Co-founder dan co-CEO Wangsa Jelita, Nadya Saib mengatakan misi WS pun sejalan.
"Wangsa Jelita, sejak awal didirikan, selalu diniatkan untuk bisa terus menjadi sebuah bisnis yang bisa maju dan berkembang bersama komunitas lokal," kata dia dikutip dari siaran pers yang diterima Republika.co.id.
Sampai tahun 2017, Wangsa Jelita sudah membangun kerja sama dengan lima komunitas dengan latar belakang yang berbeda di berbagai daerah di Indonesia. Komunitas lokal yang diajak kerja sama adalah yang memiliki akses terhadap bahan alam atau keahlian khusus.
Selain itu juga bisa diinkorporasikan ke dalam lini bisnis Wangsa Jelita yang ingin menawarkan produk perawatan tubuh natural yang berkualitas. Terkait kegiatan WJ CLASS, Nadya menjelaskan kapasitas Wangsa Jelita juga untuk mengambil peran dalam mendukung wanita Indonesia agar bisa lebih berdaya.
"Dan ini tidak hanya mereka yang membantu kami dari sisi produksi, tapi juga termasuk mereka yang menjadi bagian ekosistem Wangsa Jelita sebagai customer," kata Nadya.
Sejak awal tahun 2017, Wangsa Jelita berkolaborasi dengan berbagai institusi dalam menggelar kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan tersebut.
WJ CLASS menjadi komitmen mereka untuk menyediakan wadah pembelajaran, khususnya bagi wanita. Pada kelas Financial Planning 101, Aria mengungkapkan bahwa setidaknya ada lima hal penting dalam perencanaan keuangan.
Pertama adalah tujuan keuangan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah komitmen. Ketiga ialah pentingnya mencatat dan memantau seluruh pemasukan serta pengeluaran.
Dengan melakukan pencatatan, seorang Ibu bisa melihat perkembangan finansial yang terjadi dari waktu ke waktu. Berikutnya adalah menentukan prioritas, yaitu saat seorang ibu harus menentukan kebutuhan mana yang harus didahulukan.
Terakhir, untuk melengkapi perencanaan keuangan yang sehat, menabung dan berinvestasi memegang peranan penting sebagai cara mencapai tujuan keuangan yang telah ditentukan di poin pertama. Pengetahuan ini dirasa bermanfaat oleh peserta kelas.
"Saya jadi tahu apa yang harus dilakukan, mulai dari set goals dan mencari tahu produk investasi yang tepat untuk tujuan tersebut," kata Karina, salah satu peserta dalam acara Financial Planning 101.
Aria dan Nadya memandang bahwa kelas Financial Planning 101 hanya salah satu upaya dalam membuka akses literasi keuangan untuk masyarakat Indonesia. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong lebih banyak masyarakat, khususnya kaum perempuan, untuk lebih proaktif mengaplikasikan ilmu keuangan dan mengajarkannya pada generasi penerusnya.
Advertisement