Selasa 08 Aug 2017 12:08 WIB

Jasa Marga Siapkan Kartu Tol Unik Khas Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Jasa Marga
Foto: article.wn.com
Jasa Marga

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT Jasa Marga Bali Tol yang mengelola jalan Tol Bali Mandara terus menyosialisasikan pemberlakuan transaksi nontunai mulai Oktober 2017. Direktur Jasa Marga Bali Tol, Akhmad Tito Karim mengatakan berbagai cara dilakukan untuk mengingkatkan penggunaan uang elektronik (Unik) di Bali.

"Kami sudah mengusulkan dan meminta bank membuat kartu elektronik gambar khas Bali, seperti kartu bergambar pura, penari Bali, Garuda Wisnu Kencana, dan lainnya," kata Tito dijumpai di Denpasar, Selasa (8/8).

Salah seorang pengguna jalan Tol Bali Mandara, Robi Gamar mencontohkan pengguna kadang mengeluhkan biaya pembelian perdana kartu elektronik tol. Pembelian perdana dihargai Rp 50 ribu dengan isinya nominal Rp 30 ribu.

"Pengguna jalan, khususnya sepeda motor kadang berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang pembelian kartu perdana, sebab nominal Rp 20 ribu setara dengan empat kali masuk tol," katanya.

Tito mengatakan biaya cetak kartu masuk tol oleh pihak bank berkisar Rp 23 ribu per kartu. Jasa Marga Bali Tol terkait hal ini mengusulkan solusi kepada bank pencetak kartu untuk memberlakukan sistem cicil. Artinya, bank tidak langsung memotong Rp 20 ribu di nominal kartu. Pemotongan dilakukan setiap kali isi ulang sebanyak 10 kali pemotongan atau dua ribu rupiah untuk satu kali potong.

Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali, Azka Subhan mengatakan sebanyak 34 ruas jalan tol di Indonesia akan melayani transaksi elektronik di pintu tol mulai Oktober mendatang. Penetrasi penggunaan transaksi nontunai di jalan tol Indonesia baru 20-23 persen dari lalu lintas harian mencapai 4,5 juta kendaraan per hari.

"Angkanya di Bali baru berkisar 11-13 persen. Momen Oktober nanti menurut saya relevan menggalakkan transaksi nontunai di gardu tol," katanya.

Bank Indonesia membuka kesempatan seluas-luasnya partisipasi bank dalam penyelenggaraan transaksi nontunai tersebut. Masyarakat ke depannya semakin mudah mendapatkan uang elektronik.

Nilai transaksi uang elektronik pada 2011 mencapai Rp 981 triliun, meningkat menjadi Rp 7.063 triliun pada 2016. Kuart pertama tahun ini nainya sudah di posisi Rp 2.858 triliun. Penggunaan transaksi nontunai oleh masyarakat akan mewujudkan less cash society.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement