Kamis 03 Aug 2017 18:33 WIB

BRI Cetak Laba Bersih Rp 13,4 Triliun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Bank Rakyat Indonesia
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bank Rakyat Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 13,4 triliun pada semester I 2017. Angka itu naik 10,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 12,1 triliun.

Direktur BRI Suprajarto menjelaskan, kenaikan laba didorong oleh beberapa faktor. Di antaranya pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat hingga dua digit.

Sampai akhir Juni 2017, perseroan menyalurkan kredit sebanyak Rp 687,9 triliun. Nilai tersebut tumbuh 11,8 persen dari penyaluran kredit di semester I tahun lalu sebesar Rp 615,5 triliun.

Sebanyak 74,7 persen atau Rp 490 triliun dari total kredit, disalurkan ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Fokus bisnis BRI memang UMKM, maka ke depan kami akan tetap berdayakan UMKM baik lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun kredit komersial," ujar Suprajarto, Kamis (3/8).

Ia menambahkan, ke depan porsi pembiayaan UMKM akan ditambah hingga 80 persen. Sisanya sebanyak 20 persen akan disalurkan ke korporasi.  

Penyaluran kredit yang tumbuh, kata Suprajarto, mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih (NII)  hingga 12,4 persen year on year (yoy). Totalnya menjadi Rp 36,3 triliun.

Penghimpunan DPK pun berkontribusi ke laba BRI pada semester pertama tahun ini. DPK perseroan tercatat Rp 768 triliun sampai akhir juni atau naik 12,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 683,7 triliun.

Sedangkan dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) mendominasi 56,09 persen dari keseluruhan total DPK. "Dana giro BRI tercatat tumbuh yoy tertinggi sebesar 17,4 persen menjadi Rp 130,6 triliun. Kemudian tabungan tumbuh 11,5 persen yoy menjadi Rp 300,1 triliun," jelasnya.

Ia menambahkan, dana deposito BRI turut meningkat sebesar 11,1 persen menjadi Rp 337,2 triliun. "Ke depan BRI optimis mampu jaga kinerja positif dengan berpedoman pada asas kehati-hatian dan prinsip Good Corporate Governance (GCG)," tutur Suprajarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement