Kamis 03 Aug 2017 14:27 WIB

Dukung Wisata Halal, BNI Syariah Fokus Pengembangan UMKM

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Desa Wisata Halal Setanggor, Lombok Tengah. Pengunjung bisa merasakan sensasi mengaji di tengah sawah.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Desa Wisata Halal Setanggor, Lombok Tengah. Pengunjung bisa merasakan sensasi mengaji di tengah sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Bank BNI Syariah menggelar bussiness gathering halal tourism Lombok di Hotel Aruna, Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (2/8). Acara yang dipandu Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi berlangsung menarik lantaran banyak peserta yang merupakan para pelaku industri pariwisata menanyakan serta mengharapkan dukungan berbagai pihak demi kemajuan pariwisata NTB.

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan bicara wisata halal, kata Abdullah, tentu tidak bisa dilepaskan dengan fenomena Provinsi NTB, terutama Lombok yang dikenal pionir dalam hal wisata halal. NTB berhasil merengkuh penghargaan World's Best Halal Tourism Award (WHTA) 2016 untuk tiga kategori yakni World's Best Halal Honeymoon Destination, World's Best Beach Resort, dan World's Best Halal Travel Website.

Menurut Abdullah, BNI Syariah akan fokus pada sektor UMKM dan ekonomi kreatif di NTB. Abdullah menilai, NTB memiliki potensi besar dalam meningkatkan perekonomian warga melalui sektor pariwisata, asalkan ditunjang dengan pertumbuhan industri perbankan yang juga baik.

"Kita fokus UMKM, kita tidak ambil yang besar karena biar konvensional saja. Kita hadir dengan harapan bisa sentuh pasar mikro dan menengah serta segmen yang belum tersentuh perbankan," kata Abdullah.

Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi NTB Rosiady mengapresiasi upaya BNI Syariah yang berkomitmen mendukung pengembangan wisata halal NTB. Rosiady menyampaikan, wisata halal merupakan ikhtiar Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dalam meningkatkan perekonomian warga.

"Alhamdulillah pengembangan (wisata halal) kita sudah cukup on the track, belum kita katakan berhasil memang, tapi tahap-tahap yang kita lakukan sudah baik," kata Rosiady.

Menurut Rosiady, meski Lombok sudah dikenal sebagai destinasi wisata halal, namun promosi dan penguatan branding tetap menjadi suatu keharusan. Berkaca pada Bali yang sudah dikenal sebagai surganya pelancong sejak 40-an, hingga kini masih tetap berpromosi.

"Bayangkan Bali yang sudah terkenal lama sampai hari ini tidak mau berhenti promosi karena kalau berhenti akan berdampak negatif, apalagi kita yang baru membangun ini harus lebih gencar," ucap Rosiady.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan NTB menjadi satu-satunya provinsi yang memiliki regulasi payung hukum yang tercantum dalam Perda nomor 4 Tahun 2016. Menurut Faozal, keberhasilan NTB dalam menancapkan diri sebagai destinasi wisata halal tidak lepas dari komitmen kuat yang ditunjukan Pemprov NTB, DPRD NTB, dan para pelaku industri wisata di NTB.

Kendati begitu, lanjut Faozal, Pemprov NTB terus berupaya melakukan pembenahan serta memberikan insentif bagi para pelaku usaha wisata untuk melengkapi usahanya dengan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Pasar (wisata halal) itu sudah terbuka. Tidak hanya turis Timur Tengah, tapi juga turis muslim dari negara-negara lain dan juga domestik," ucap Faozal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement