Kamis 03 Aug 2017 13:40 WIB

Proyek PLTU Membuat Harga Lahan Sawah Melonjak 75 Persen

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petani memanen benih padi di lahan persawahan di Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang petani memanen benih padi di lahan persawahan di Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Proses pembangunan PembangkitTenaga Listrik Uap (PLTU) 2 Kabupaten Indramayu di Kecamatan Patrol dan Sukra telah membuat harga sawah di daerah tersebut melonjak tajam. Para petani pun memilih mencari sawah di daerah lain yang harganya lebih murah.

 

Hal itu seperti yang terjadi di Desa Mekarsari dan Desa Patrol Baru, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu. Sebelum adanya proyek pembangunan PLTU 2, harga sawah di kedua desa itu rata-rata mencapai sekitar Rp 400 juta Rp 500 juta per bau (1 bau setara 7.000 meterpersegi, Red), tergantung kondisi pengairan dan jarakdengan pemukiman warga.

 

Namun, setelah proses pembangunanPLTU 2 dimulai, harga sawah milik petani di daerah itu melonjak menjadi Rp 650 juta Rp 700 juta per bau. "Harga sawah naiknya sekitar 75 persen. Ya mahal," ujar seorang petani di Desa Mekarsari, Durnia, Kamis (3/8).

 

Durnia mengatakan, harga sawah didaerahnya selama ini memang tinggi karena mendapat pasokan air yang cukup bagus dari Waduk Jatiluhur. Dia menilai, keberadaan proyek PLTU 2 kemudian membuat harga sawah itu menjadi lebih tinggi.

 

Proyek PLTU 2 telah membuat ratusanhektare sawah milik petani menjadi tergusur. Karenanya, petani pemilik sawah tersebut berusaha membeli sawah baru setelah mendapat ganti rugi dari pihak PLTU 2. Hal itulah yang kemudian memicu naiknya harga sawah di daerah tersebut.

 

Melihat tingginya harga sawah di desanya, Durnia akhirnya memilih untuk mencari sawah baru di daerah lain. Yaknidi Desa Sukamelang, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Di desa itu, harga sawah hanya Rp 350 juta per hektare.

 

Sementara itu, selain menyebabkanharga sawah naik hampir dua kali lipat, keberadaan PLTU 2 Indramayu jugamembuat petani penggarap dan buruh tadi di daerah tersebut kehilangan mata pencaharian. Mereka pun berharap bisa dipekerjakan di PLTU 2 Indramayu.

 

Hal itu seperti yang dialami seorang petani penggarap di Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Ranoto. Dia menjelaskan,semula menggarap sawah milik seorang warga setempat. Namun, karena sawah tersebut digusur, dia menjadi kehilangan lahan garapan.

 

"Kalau pemilik sawah kan bisa membeli sawah baru di daerah lain. Sedangkan saya kini tak bisa lagi menggarap sawah," keluh Ranoto.

 

Ranoto berharap, bisa ikut bekerja dalam proyek pembangunan PLTU 2 Indramayu. Dengan demikian, dia tetap bisa memperoleh penghasilan untuk menafkahi keluarganya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement