Rabu 02 Aug 2017 19:46 WIB

Bank Danamon Fokus Berdayakan Pasar Tradisional

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Direktur Operations Syariah PT Bank Danamon Indonesia Herry Hykmanto, Head of Corporate Communications PT Bank Danamon Indonesia Tbk Atria Rai, Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli Restu Pratiwi, dan Head of External Affairs PT Bank Danamon Indonesia Tbk Abrahm Sihaloho (dari kiri) berbincang dengan Direktur dan Redaksi Republika saat melakukan kunjungan di Kantor Republika, Rabu (2/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Direktur Operations Syariah PT Bank Danamon Indonesia Herry Hykmanto, Head of Corporate Communications PT Bank Danamon Indonesia Tbk Atria Rai, Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli Restu Pratiwi, dan Head of External Affairs PT Bank Danamon Indonesia Tbk Abrahm Sihaloho (dari kiri) berbincang dengan Direktur dan Redaksi Republika saat melakukan kunjungan di Kantor Republika, Rabu (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia melalui Yayasan Danamon Peduli sedang fokus pada pemberdayaan pasar tradisional. Pasar dinilai sebagai tulang punggung perekonomian Tanah Air.

"Bank Danamon kan awalnya dari pasar, jadi kami kembalikan lagi ke pasar," ujar Executive Director Yayasan Danamon Peduli Restu Pratiwi, saat mengunjungi kantor Republika.co.id, di Jakarta, Rabu, (2/8).
 
Berbagai program sosial pun dilakukan di pasar di seluruh Indonesia. Di antaranya program Pasar Sejahtera (Sehat, Hijau, Bersih, dan Terawat). Tujuannya merevitalisasi fisik dan non fisik pasar demi mewujudkan pasar rakyat yang bersih, sehat, aman, serta nyaman.
 
"Kita juga bantu promosikan pasar, yaitu melibatkan interaktif dengan komunitas pasar. Salah satunya dengan mengadakan Festival Pasar Rakyat," kata Restu.
 
Ia menyebutkan, yayasan sudah 15 kali menggelar festival tersebut, tiga di antaranya diadakan pada 22-23 Juli lalu di tiga pasar di Pontianak. Dirinya menuturkan, Danamon juga melakukan pendampingan pada tujuh pasar yang telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
 
"Tidak semua pasar ber-SNI karena ada 44 indikator untuk menjadi SNI, di Jakarta ada empat yang sudah SNI," tambahnya.
 
Pemberdayaan pasar lainnya, yakni dengan memberikan pelatihan Cepat Tanggap Bencana untuk warga di pasar. Sampai hari ini, Restu menyebutkan, sudah lebih dari 1.700 orang dilatih untuk menghadapi bencana di pasar seperti kebakaran, dan lainnya. 
 
Restu menuturkan, sepanjang 2016, penerima manfaat program pemberdayaan pasar telah mencapai 207.437 dengan 6.500 pemberdayaan komunitas. "Agenda kami tahun ini  selain melakukan pendampingan pasar, kami tengah dorong pencanangan Hari Pasar Rakyat Nasional. Lalu peningkatan kapasitas pelatihan usaha dan kebencanaan untuk UMKM serta komunitas pasar," kata Restu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement