Senin 31 Jul 2017 16:14 WIB

Proyek Kawasan Suramadu Bisa Tingkatkan Investasi Jatim

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Satya Festyiani
Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Bangkalan, Madura.
Foto: Antara
Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Bangkalan, Madura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek di sekitar Jembatan Suramadu dinilai dapat meningkatkan realisasi investasi Provinsi Jawa Timur (Jatim). Deputi Promosi (BKPM) Himawan Hariyoga mengungkapkan hal itu dilakukan sebagai dukungan pemerintah terhadap upaya daerah untuk mengembangkan investasinya.

"Jawa Timur merupakan salah satu kontributor utama yang selalu masuk lima besar lokasi realisasi investasi nasional," kata Himawan dalam Suramadu Investment Gathering di Auditorium BKPM, Senin (31/7).

Dari data BKPM, kata dia, selama periode Januari sampai Juni 2017 Provinsi Jawa Timur berada di posisi ketiga dengan nilai investasi Rp 33,9 triliun. Bisa dibilang, investasi di Jawa Timur sebesar 10,1 persen dari total yang masuk.

Posisi Jawa Timur tentunya masih di bawah Jawa Barat dan DKI Jakarta. "Kalau Jawa Barat itu nilai investasinya Rp 54,1 trilun atau 16,1 persen dan DKI Jakarta mencapai Rp 49 triliun atau 14,6 persen," jelas Himawan.

Untuk itu, dia berharap beberapa investor asing bisa dimanfaatkan untuk memasarkan proyek investasi di kawasan sekitar Jembatan Suramadu. Begitu juga dengan kedutaan besar asing yang ada di Indonesia bisa menawarkan proyek tersebut.

Sementara itu, Asisten Gubernur II Pemerintah Provinsi Jawa Timur Fattah Jasin menilai pengembangan wilayah Suramadu menjadi salah satu prioritas. "Pengembangan wilayah tersebut diharapkan bisa neningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pada umumnya dan secara khusus untuk mastarakat Madura," ungkap Fattah.

BPWS menawarkan menawarkan proyek investasi senilai Rp 53,1 triliun. Proyek tersebut berada di dua lokasi yaitu Kawasan Khusus Madura (KKM) dan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura (KKJSM).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement