Jumat 28 Jul 2017 03:06 WIB

Konferensi Ekonomi Islam Internasional Digelar Oktober

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: Islamitijara.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Ekonomi Syariah dianggap masih dipandang sebelah mata bagi masyarakat modern saat ini. Sektor perbankan misalnya, meski perbankan syariah sudah mulai tumbuh, namun geliatnya masih kalah jauh dibanding perbankan konvensional.

Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tanah Datar, Sumbar Syukri Iska menilai, tantangan yang dihadapi oleh sistem ekonomi Islam cukup besar dan perlu mendapat perhatian penuh. Salah satunya, rendahnya pemahaman umat tentang sistem ekonomi Islam.

"Masih dominannya kajian normatif dan teoritis terhadap sistem ekonomi Islam, sehingga boleh dikatakan nyaris belum teruji secara empirical applicable," ujar Syukri, Rabu (26/7) petang.

 

Syukri menyebutkan, untuk mengulas lebih dalam tantangan Indonesia dalam mengembangan sistem ekonomi Islam, IAIN Batusangkar, Tanah Datar, Sumbar akan mengadakan Konferensi Ekonomi Islam Internasional pada Oktober 2017 mendatang.

 

Syukri menyampaikan tema yang akan dikupas dalam konferensi ini adalah pengembangan ekonomi Islam dan tantangannya dalam kancah global. Direncanakan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro akan membuka langsung seminar yang juga akan diisi oleh panelis taraf internasional.

 

Lima panelis utama lain yang dijadwalkan mengisi konferensi adalah Abbas Mirakhor dari Malaysia yang akan membahas perkembangan sistem ekonomi Islam di Timur Tengah dan Abd. Ghafar Ismail dari Brunai Darussalam yang akan membahas perkembangan sistem ekonomi Islam di Asia Tenggara. Konferensi juga akan mengundang perwakilan dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dewan Pengawas Syariah (DPS), praktisi ekonomi syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement