REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pada tahun 2017 sebanyak 271,5 ribu sambungan rumah (SR) jaringan gas sudah terpasang. Pada tahun 2017 pemerintah menargetkan sebanyak 46 wilayah telah memiliki sumber jargas.
"Target tepatnya 271,5 ribu sambungan rumah tangga (SR) pada 2017. Pembangunan tersebut pembiayaannya berasal dari APBN sebagian besar, yaitu 247,5 ribu (SR) dari PT PGN Tbk, dan 16 ribu dari PT Pertagas," kata Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Alimuddin Baso, Rabu (26/7).
Target 210 ruas jaringan gas kota telah direncanakan dari 2015 hingga 2019, 10 ruas diantaranya menggunakan pendanaan APBN dan selebihnya BUMN. Penggunaan jargas sendiri manfaatnya adalah lebih hemat daripada menggunakan elpiji kiloan. Perbandingannya adalah 3 kg elpiji seharga kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 23 ribu setara dengan harga Rp 18 ribu LNG.
Jika dibandingkan dengan tabung elpiji 12 kg seharga Rp 130 ribu maka pada LNG jargas hanya Rp 72 ribu. Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan menjanjikan tambahan sambungan jaringan gas untuk rumah tangga melalui dana APBN pada 2017.
"Dana jaringan gas akan diambil dari alokasi pembangunan tangki timbun sekitar Rp 190 miliar," kata Menteri ESDM Jonan.
Menurut Jonan, dengan asumsi biaya penyambungan sekitar Rp10 juta per satu rumah tangga, maka dana Rp190 miliar, diperoleh tambahan 19.000 sambungan untuk sejumlah wilayah di Indonesia. "Tambahan akan diprioritaskan pada kebutuhan dan ketersediaan jaringannya," katanya.