REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Payfazz salah satu startup binaan Indigo.id di bidang financial technology (fintech), menunjukkan performa signifikan dalam pengembangan bisnisnya. Menurut CEO Payfazz, Hendra Kwik, pihaknya kini terus dalam proses membesarkan Payfazz dengan strategi melalui ekspansi agen, kerja sama distribusi, relasi media, serta penambahan produk.
"Kami terus tumbuh dan dalam jalur yang sesuai dalam mencapai target jumlah Agen Nusantara Payfazz hingga 3 juta agen di akhir 2018," ujar Hendra Kwik melalui siaran persnya, Kamis (20/7).
Hendra mengatakan, semakin banyak jumlah Agen Nusantara Payfazz, maka akan semakin banyak pula penduduk Indonesia yang terbantu. Serta, semakin banyak layanan perbankan tersalurkan.
Saat ini, menurut Hendra, pengguna paling banyak menggunakan aplikasi Payfazz untuk pembelian pulsa dan pembayaran tagihan Payment Point Online Bank (PPOB). Layanan sejenis seperti Gopay dan Tcash, menjadi layanan setara. Namun, fokus pasarnya berbeda karena program miliknya fokus melayani masyarakat awam yang kurang terjamah oleh teknologi keuangan dan perbankan.
"Berdasarkan riset tim Payfazz, ada sekitar 170 juta orang di Indonesia yang masih belum mempunyai rekening bank dikarenakan beberapa faktor," katanya.
Faktor penyebab tersebut, kata dia, antara lain karena kurangnya paparan literasi keuangan di lingkup masyarakat kelas bawah, label unbankable people (masyarakat tak punya rekening, red) yang disematkan, serta titik persebaran bank dan mesin ATM yang belum merata.
Berkaitan hal tersebut, kata dia, Payfazz hadir dalam bentuk aplikasi berbasis Android yang kemudian menjadi terobosan bagi teknologi keuangan yang dapat dengan mudah diakses dan digunakan masyarakat secara umum.
Karenanya, kata dia, peluang melakukan peningkatan skala bisnis dan menjadi portal keuangan bagi masyarakat Indonesia masih sangat besar kesempatannya. Payfazz, mencoba menggabungkan kemudahan akses teknologi dengan kebutuhan dasar masyarakat awam sehingga apa yang menjadi keinginan mereka mampu terpenuhi melalui program Agen Premium.
Program agen tersebut, kata dia, merupakan program eksklusif yang menitik beratkan ide premium dari segi keuntungan, fitur yang dimiliki, serta konsep literasi yang utuh untuk masyarakat. Ia berharap, Agen Premium Payfazz tidak hanya sekedar menjadi agen pulsa, tetapi menjadi agen keuangan yang paham akan penggunaan teknologi keuangan dalam rangka mempermudah kebutuhan sehari-hari.
"Selain itu, agen premium kami yang sebagian besar menyasar masyarakat awam, dilengkapi dengan kode referal," kata Hendra seraya mengatakan kode referal terdiri dari kombinasi numerik dan alfabet bertujuan menjangkau jaringan usaha lebih luas.
Agen premium, kata dia, akan mendapatkan lebih banyak keuntungan, sehingga konsep ini akan berpotensi menciptakan efek domino positif. Seperti, merangkul lebih banyak unbankable people untuk menjadi agen premium. Payfazz mengakui, kehadiran Indigo.id telah membantu dalam membangun jejaring bisnis ke Telkom group yang mereka yakini akan menjadi mitra strategis di masa depan.
Selain itu, kata dia, Indigo memberikan bekal yang bermanfaat lewat program mentoring selama masa inkubasi berlangsung. "Hal ini tentunya menjadi benefit nyata yang terbukti membantu Payfazz berkembang menjadi startup yang lebih maju lagi," katanya.
Perlu diketahui, Payfazz didirikan oleh tiga orang teman masa kecil. Yakni, Ricky Winata, Hendra Kwik dan Jefriyanto. Misi mereka adalah “menyediakan akses layanan keuangan yang mudah bagi seluruh masyarakat Indonesia”. Mereka bertiga merupakan veteran di dunia startup teknologi Indonesia. Sebelumnya, Ricky bekerja di Traveloka, Hendra bekerja di Kudo dan Jefriyanto bekerja di tiket.
Payfazz, membangun jaringan agen berbasis aplikasi Android untuk menyalurkan layanan keuangan yang dibutuhkan kepada masyarakat unbanked. Lembaga keuangan dan perbankan yang ingin menyalurkan layanan keuangan ke masyarakat unbanked dapat berintegrasi dengan jaringan agen Payfazz melalui API. Untuk monetisasi, Payfazz mengenakan biaya ke setiap layanan keuangan yang tersalurkan melalui jaringan agennya.