Kamis 20 Jul 2017 14:52 WIB

Pendapatan Volvo Meningkat karena Cina

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Logo Volvo (Ilustrasi)
Logo Volvo (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM--Volvo Car Group melaporkan adanya keaikan pendapatan semester pertama sebesar 21 persen pada Kamis (20/7). Hal ini karena adanya omzet yang lebih tinggi di Eropa dan Cina.

Di bawah kepemilikan Cina sejak dibeli oleh Zhejiang Geely Holding Group dari Ford pada 2010, Volvo mulai menghadapi saingan yang lebih besar seperti BMW dan Daimler's Mercedes-Benz, yang muncul di pasar premium dengan serangkaian model baru.

Volvo, salah satu perusahaan terbesar Swedia membukukan pendapatan operasional sebesar 6,8 miliar krona atau 820 juta dolar AS selama satu semester ini. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu hanya sebesar dari 5,6 crown.

Penjualan bersin naik menjadi 99,1 miliar krona, naik dari tahun lalu sebesar 84,2 miliar krona. "Secara global, kami memperkirakan laju pertumbuhan yang dihasilkan pada paruh pertama tahun ini akan berlanjut," ujar Chief Executive Volvo Hakan Samuelsson dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan ini bertujuan untuk mencapai penjualan 800 ribu mobil dalam beberapa tahun ke depan. Pada paruh pertama ini Volvo menjual 277.641 unit, naik 8,2 persen dari tahun lalu. Catatan baik ini karena kekuatan di Cina dan Eropa mengimbangi kemerosotan Amerika Serikat (AS).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement