REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Cina telah menyelesaikan perundingan perdagangan yang kontroversial tanpa kesepakatan. Kedua belah pihak tidak mengeluarkan pernyataan bersama atau rencana aksi setelah pertemuan tersebut.
Bahkan, seperti diberitakan BBC News, Kamis (20/7), konferensi pers yang telah dijadwalkan dibatalkan.
AS mengkritik surplus perdagangan Cina dan menuntut pengaturan perdagangan yang lebih adil. Secara terpisah, Presiden AS Donald Trump mengindikasikan bahwa pengenaan tarif baja Cina masih mungkin terjadi.
Dalam sambutannya pada Dialog Ekonomi Komprehensif AS-Cina, Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengkritik surplus perdagangan Cina senilai 347 miliar dolar AS dengan AS. Ia mengatakan, itu bukan hasil dari kekuatan pasar. Dalam sebuah pernyataan singkat setelah perundingan tersebut, Ross dan Menteri Keuangan AS Steven Munchin menawarkan beberapa rincian dan sedikit indikasi adanya kemajuan dalam isu-isu yang diperdebatkan.
"Cina mengakui tujuan bersama kami untuk mengurangi defisit perdagangan yang akan dicapai melalui kerja sama kedua belah pihak," kata pernyataan tersebut.
Isu tarif baja tampaknya menjadi topik yang sulit dalam pembicaraan. Kedua pihak pun memilih tidak mengeluarkan pernyataan mengenai hal ini. AS menyebut kelebihan kapasitas Cina untuk mengatasi kekalahan baja global yang merugikan produsen AS dan mengancam akan memberlakukan tarif baja.
Saham Steel AS menguat tajam karena investor mengartikan keheningan mengenai isu tersebut lantaran peningkatan upaya AS terhadap baja Cina. Trump pun pada suatu kesempatan mengatakan bahwa tarif baja bisa terjadi.
Selain baja, AS diperkirakan akan mendorong Beijing untuk memberi subsidi badan usaha milik negara. Sementara Cina diperkirakan akan fokus pada penolakan AS untuk menjual produk teknologi maju Beijing.
Tidak jelas apakah perundingan tersebut mencakup tuntutan AS agar Cina lebih banyak memberi tekanan pada Korea Utara mengenai program nuklir dan misilnya. Trump sebelumnya telah memberi isyarat bahwa negara tirai bambu itu mungkin mendapatkan persyaratan perdagangan yang meningkat dengan imbalan adanya bantuan di Korea Utara.
Pada Mei, AS dan Cina mencapai kesepakatan perdagangan yang membuka pasar Cina ke lembaga pemeringkat kredit AS dan perusahaan kartu kredit. Cina juga sepakat untuk mencabut larangan impor daging sapi AS dan menerima pengiriman gas alam cair AS.