Selasa 18 Jul 2017 03:29 WIB

Ini Imbas Menjamurnya Perdagangan Saham Online

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Pengujung melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham di Bursa Efek Indonesia , Jakarta, Senin (3/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengujung melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham di Bursa Efek Indonesia , Jakarta, Senin (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mendukung penggunaan aplikasi perdagangan saham secara online. Hanya saja Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE) masih sangat diperlukan.

"Persoalan kita, walaupun sudah online tapi investor setiap pagi tetap telepon menanyakan 'hari ini ada isu apa?' Habis transaksi juga gitu mereka telpon," ujar Tito kepada wartawan, di Jakarta, Senin, (17/7).

Maka, ia mengimbau kepada seluruh perusahaan sekuritas agar merekrut lebih banyak WPPE. Pasalnya, BEI mencatat kini baru ada 3.000 WPPE. "Kita perlu 10 ribu WPPE," tegasnya.

Tito bahkan menyatakan, siap mempermudah pendaftaran calon WPPE. Misalnya dengan mengurangi biaya ujian masuk. "Hanya Rp 100 ribu. Kita lakukan ini untuk mereka," tambahnya.

Baginya, munculnya beberapa sistem perdagangan elektronik seperti yang baru diluncukan NH Korindo, dapat membantu investor. Apalagi, kata Tito, potensi pasar modal Indonesia cukup besar, bila mengingat total penduduk di Tanah Air.

Sebelumnya, NH korindo Sekuritas meluncurkan Sistem Perdagangan Elektronik. Dengan begitu, para nasabah dapat melakukan transaksi secara mobile di mana pun.

Presiden Direktur NH korindo Sekuritas Jeffry Wikarsa mengatakan, melalui sistem yang lebih simpel tersebut, diharapkan bisa meningkatkan transaksi di bursa. "Sebenarnya ini re-launching (peluncuran ulang). Dengan peningkatan layanan, semoga memicu pelayanan terutama fasilitas trading," ujarnya kepada wartawan di Kantor BEI.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement