REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Financial technology (fintech) kini mulai berencana untuk masuk pasar modal syariah. Salah satunya Paytren yang mulai membidik untuk meluncurkan manajemen investasi syariah untuk masuk ke pasar modal syariah.
Melihat langkah tersebut, pengamat ekonomi syariah SEBI School of Islamic Economics Aziz Setiawan mengungkapkan hal itu merupkan hal yang positif. “Tentu ini menjadi inovasi yang bagi saya bagus ya. Sebuah langkah terobosan dan relasi yang bagus antara fintech dan pasar modal syariah,” kata Aziz kepada Republika, Kamis (13/7).
Jika hal itu sudah terealisaasi nantinya, menurut Aziz perlu juga dipikirkan bagaima fintech bisa memperkuat tata kelola perusahaanya. Seperti persoalan akuntabilitasnya yang paling penting karena bisa melibatkan perusahaan yang besar.
Jika melihat Paytren, lanjut Aziz, sudah sekitar 1,2 juta anggotanya bergabung dan itu menurutnya merupakan jumlah yang besar. “Kalau tidak dikelola secara profesional kemudian syarat akuntabilitasnya tidak berjalan baik nantinya akan muncul permasalahan sengketa dan seterusnya,” jelasnya.
Dia menjelaskan, Paytren menjadi fintech yang sempat mengalami sedikit permasalahan hingga muncul gugatan. Untuk itu Aziz menegaskan sebelum masuk ke pasar modal syariah agar prospeknya bagus maka harus memliki prinsip dasarnya.
Sebagaimana perusahaan financial secara umum yang diperkuat oleh siapapun, menurut Aziz yang paling penting harus membangun kepercayaan. “Kepercayaan dan amanah itu yang paling mendasar. Saya kira kalau kerangka ini bisa dibangun maka akan berjalan dengan baik jika syarat itu terpenuhi,” ungkapnya. Terlebih fintech merupakan bisnis yang interaksi langsungnya lebih sedikit sehingga membutuhkan kepercayaan yang lebih tinggi.
Selanjutnya, Aziz menambahkan sumber pendanaan meruapakan hal yang paling penting jika masuk ke dalam pasar modal syariah. Nantinya, kata dia, jika perusahaan fintech itu melakukan ekspansi usaha akan membutuhkan sumber pendanaan lebih besar.
Aziz juga memprediksi jika nantinya fintech berhasil masuk ke pasar modal syariah akan memberikan dampak positif lainnya. “Saya kira nanti akan mendorong fintech lainnya untuk mesuk ke pasar modal kalau eksperimen ini berhasil dan meningkatkan pendapatan perusahaan,” tuturnya.
Dia melihat, biasanya fintech pada tahap awal mereka akan melangkah hati-hati. Artinya, lanjut Aziz, untuk masuk ke pasar modal syariah pasti dalam waktu jangka panjang dan sangat hati-hati tidak terburu-buru. Jika pada awal ini, fintech yang sudah mulai berkembang lalu berani masuk dan mampu menunjukan hasil yang baik maka akan memancing yang lainnya untuk meramaikan pasar modal syariah.