Ahad 09 Jul 2017 16:14 WIB

Target Rumah Murah di Jabar Sulit Tercapai

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumah Murah (ilustasi)
Foto: Republika/Wihdan
Rumah Murah (ilustasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Target program subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, tahun ini semakin berat dicapai. Menurut Ketua REI Jabar, Irfan Firmansyah, dari target 20.000 rumah murah di Jawa Barat, Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia Jabar memprediksi capaiannya kemungkinan akan di bawah realisasi tahun 2016.

"Realisasi FLPP hingga akhir 2016 sekitar 16 ribu unit. Nah, tahun ini lebih berat untuk FLPP," ujar Irfan kepada wartawan akhir pekan lalu.

Irfan menjelaskan, program FLPP hingga April 2017 baru terealisasi 8.000 unit dari target 20 ribu unit. Capaian tersebut, memang masih lebih lambat jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu pada periode yang sama.

Irfan menilai, ada beragam faktor yang menyebabkan program rumah murah kurang berjalan dengan baik. Salah satunya, masalah perizinan sehingga beberapa proyek yang tak kunjung terealisasi karena lambatnya proses perizinan.

Irfan khawatir, target FLPP akan sulit tercapai selama perizinan masih menjadi kendala. Dari pantauannya, ia belum menemuka adanya kabupaten atau kota yang mudah perizinannya. Bahkan, kata dia, keadaan ini semakin memburuk dengan adanya sejumlah industri yang pindah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Padahal, pasar rumah murah ini lebih banyak dibeli oleh kalangan buruh, tetapi di sisi lain jumlah industri terus berkurang.

"Pangsa pasarnya kan buruh, tapi industri banyak yang pindah. Lihat saja di Karawang, banyak perusahaan yang ke Jawa Tengah," katanya.

Penurunan capaian rumah murah tahun ini, kata dia, tak terlepas dari kondisi daya beli konsumen yang masih rendah. Bahkan, daya beli masyarakat yang rendah tercakup dalam semua segmen masyarakat. Termasuk, masyarakat menengah ke atas.

"Penjualan rumah tanpa subsidi ini bahkan pengaruh menurunnya daya belinya lebih besar daripada penjualan rumah murah," katanya.

Menurur Irfan, penjualan rumah mengalami stagnasi selama bulan Ramadan lalu. Bahkan, terjadi penurunan penjualan cukup besar sekitar 50 persen dibandingkan dengan bulan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement