Sabtu 08 Jul 2017 03:12 WIB

BUMN Diminta Optimalkan Belanja Modal

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
Rini M.Soemarno (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Rendra Purnama
Rini M.Soemarno (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta untuk mengoptimalkan belanja modal atau capital expenditure hingga akhir tahun ini. Alasannya, realisasi belanja modal BUMN untuk kuartal I 2017 masih dinilai rendah.

Meski tak mau menyebutkan angka realisasinya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengakui bahwa realisasi belanja modal 112 BUMN pada kuartal I masih cukup rendah dibandingkan target belanja modal sepanjang tahun 2017 sebesar Rp 475 triliun.

Rini menilai, realisasi belanja modal merupakan salah satu instrumen strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Alasannya, tambahan nilai investasi oleh BUMN diyakini bisa menambah kesempatan kerja dan berujung pada peningkatan daya beli masyarakat.

Akhirnya, lanjut Rini, perbaikan daya beli masyarakat bisa ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. "Yang sudah kita commit di RKAP (Rancangan Kerja dan Anggaran Pemerintah) betul-betul direalisasikan. Karena kalau tidak, pada akhirnya kita bisa menghambat pertumbuhan ekonomi," ujar Rini di Kementerian BUMN, Jumat (7/7).

Selain itu, Rini juga menyebutkan sejumlah ganjalan memang masih dirasakan BUMN dalam mengejar target belanja modal. Salah satunya adalah sulitnya pembebasan lahan di daerah dan perizinan yang rumit di lapangan. Ia juga menyinggung bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya pernah menegurnya atas rendahnya realisasi belanja modal BUMN di kuartal pertama tahun 2017 ini.

Rini mengaku, Menkeu merasa capaian belanja modal BUMN belum cukup tinggi untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke angka 5,2 persen di tahun ini. "BUMN tak sekadar bayar dividen dan pajak namun bagaimana kita mengembangkan usaha BUMN. Jadi kalau perekonomian Indonesia ini tidak tumbuh secara positif kita bisa disalahin. Itu saya peringatkan," jelas Rini.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement