Kamis 06 Jul 2017 02:45 WIB

Serikat Pekerja: Sujaya Group Miliki Multiplier Effect Luas

Peternakan ayam (ilustrasi).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Peternakan ayam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Serikat Pekerja Sujaya Group, Bambang Mulyantono, berharap usulan penyelesaian kewajiban pembayaran utang (PKPU) Sujaya Group dapat diterima seluruh kreditur dan disahkan hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Ia menjelaskan kehadiran perusahaan memiliki multiplier effect yang luas untuk kegiatan ekonomi masyarakat.

"Tidak hanya karyawan yang jumlahnya sekitar 2.500 orang, tetapi juga terdapat 3.000 mitra kerja yang berasal dari peternak ayam dan petani jagung yang selama ini memasok kebutuhan bahan baku industri pakan ayam yang bergantung kepada perusahaan ini di Kalimantan Barat," kata Bambang.

Menurut dia, kalau sampai perusahaan diputus pailit dapat menjadi petaka. Ribuan pekerja kehilangan mata pencaharian yang tentunya akan mengimbas kepada keluarganya, juga berpotensi menghancurkan kehidupan peternak serta petani di Kalimantan Barat. "Sejauh ini kami satu-satunya perusahaan peternakan ayam terintegrasi serta terlengkap," katanya.

Perusahaan memiliki unit produksi telur yang didukung kandang modern, unit produksi benih ayam dan unit pakan ternak. "Bahkan ada unit pemotongan ayam yang seluruhnya terintegrasi dari hulu serta hilir serta didukung mitra dari kalangan petani dan peternak," ujar dia memaparkan.

Bambang mengatakan, perusahaannya selama ini mayoritas merekrut tenaga lokal yang berkerja di peternakan baik sebagai pengelola kandang maupun, pengumpul telur. Bahkan untuk wanitanya banyak yang bekerja di tempat pemotongan ayam, serta sebagian besar merupakan lulusan SLTA/SMK.

Bambang menjelaskan, perusahaannya juga bekerja sama dengan sebagian besar petani jagung di Bengkayang, Kalimantan Barat. Petani jagung di kawasan tersebut selama ini menjadi pemasok tetap perusahaan bagi kebutuhan pakan ternak.

"Kapasitas produksi kami untuk pakan ternak 20 ribu ton per bulan, sebanyak 10 ribu ton (separuhnya) berasal dari jagung yang diambil dari petani jagung di Bengkayang," kata Bambang.

Bambang juga menambahkan, kalau selama ini perusahaan juga telah berhasil menggandeng masyarakat dayak untuk menjadi mitra kerja sebagai pemasok kebutuhan benih jagung. Kalau selama ini mereka merupakan peladang yang suka berpindah-pindah kini sudah banyak yang menetap menjadi petani jagung untuk dipasok ke perusahaan.

Bambang lebih jauh mengungkapkan, sebelumnya di Kalimantan Barat banyak masyarakatnya yang mencari pekerjaan sebagai TKA di negara tetangga Malaysia, dengan hadirnya perusahaan kini banyak yang kemudian berkerja sebagai mitra petani maupun karyawan Sujaya Group.

"Saya khawatir kalau perusahaan ini sampai dipailitkan maka dampaknya akan dirasakan pada ekonomi Kalimantan Barat karena angka pengangguran akan bertambah serta petani jagung akan kesulitan untuk memasarkan panennya," kata Bambang.

Sujaya Group awalnya bergerak dalam bisnis budi daya ayam petelur dari awalnya 5.000 ekor ayam, menjadi 1,5 juta ekor ayam dengan produksi telur mencapai 45 ton per hari. Untuk wilayah Kalbar, Sujaya Group memasok 40 persen kebutuhan telur, serta 25 persen bibit ayam pedaging, dan 92 persen bibit ayam petelur.

Sujaya Group memiliki pabrik di atas lahan 11 hektare menggunakan teknologi modern mampu menghasilkan pakan mencapai 25 ribu ton per bulan untuk memenuhi kebutuhan pakan unggas, ikan, dan lain sebagainya.

Sujaya Group juga memiliki pabrik pengolahan kotoran hewan untuk dijadikan pupuk organik berskala besar, bahan bakunya juga diambil dari peternak lokal di Kalimantan Barat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement