REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) mencatatkan pendapatan sebanyak Rp 1.037,14 miliar atau Rp 1,037 triliun hingga Mei 2017. Direktur Utama Perum Peruri Prasetio mengatakan, jumlah itu setara dengan 28,26 persen dari total target pendapatan yang sudah ditetapkan, yakni Rp 3.669 miliar.
Kendati masih jauh dari target, Prasetio mengatakan bahwa capaian tersebut meningkat 47,23 persen dibandingkan realisasi pendapatan pada Mei 2016. Adapun laba bersih perusahaan yang tercatat sampai dengan Mei 2017 baru tercapai 17,27 persen dari target, tapi nilainya meningkat 92 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Untuk kuartal kedua 2017, Prasetio meyakini pendapatan Peruri akan lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya. "Semester dua 2017 targetnya lebih besar karena beberapa pesanan pencetakan dokumen sekuriti baru diproduksi secara bertahap pada awal semester dua," kata Prasetio, lewat keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (5/7).
Peruri sendiri merupakan satu-satunya perusahaan yang mendapat mandat untuk mencetak uang rupiah. Pabrik uang milik Peruri berada di Desa Parung Mulya, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Selain mencetak uang, perusahaan plat merah tersebut juga melaksanakan kegiatan pencetakan dokumen sekuriti untuk negara, yaitu dokumen keimigrasian, pita cukai, meterai dan dokumen pertanahan atas permintaan instansi yang berwenang. Tak hanya di Indonesia, Peruri juga memiliki portofolio bisnis untuk percetakan dokumen kenegaraan beberapa negara seperti Sri Lanka, Filipina dan Nepal.