REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar menilai harga bahan pokok pada Ramadhan dan Lebaran tahun ini lebih stabil dibandingkan musim Ramadhan dan lebaran tahun-tahun sebelumnya. Ia menilai lancarnya distribusi dan kebijakan yang dilakukan pemerintah menjadi salah satu faktor stabilnya harga.
Ia mengatakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan, Enggar Lukita meminimalisir gerak para spekulan dan menekan adanya resiko penimbunan barang. Ia mengatakan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Menteri Perdagangan juga menekan para spekulan untuk bermain harga.
"Tidak ada penimbunan sehingga tidak ada penahanan stok. Ini karena sudah ada ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan," kata Hermanto saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (5/7).
Ia juga mengatakan peran Satuan Tugas (Satgas) Pangan juga berkontribusi menjaga stabilitas harga selama ini. Satgas inilah yang berperan memastikan para pedagang patuh terhadap aturan yang dibuat menteri. "Karena kalau hanya aturan tanpa ada satgas bisa saja mereka (pedagang) melanggar. Jadi memang ada sinergitas yang baik antara kebijakan HET dengan Satgas Pangan," kata Hermanto.
Hermanto menilai komunikasi yang dijalin menteri dengan pedagang juga menjadi kunci stabilitas harga selama ini. "Pak menteri yang sekarang lebih rajin. Dia sering sidak dan menjalin komunikasi dengan pedagang sehingga mereka mau ikut aturan menteri. Karena bisa saja kan dikeluarkan HET tapi seolah dipatuhi pedagang," ujar Hermanto.
Seperti diketahui, inflasi pada Juni mencapai 0,69 persen dan Mei 0,39 persen atau mencapai 1,08 persen. Adapun, jika dibandingkan dengan momen Ramadhan dan lebaran pada 2014-2016, besaran inflasi mencapai 1,36 persen pada 2014, 1,47 persen pada 2015 dan 1,35 persen pada 2016.