Selasa 04 Jul 2017 18:06 WIB

Usai Lebaran, Harga Beras di Purwakarta Tetap Stabil

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Hazliansyah .
 Pekerja membawa beras karungan di salah satu gudang, Jakarta, Senin (11/4).   (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja membawa beras karungan di salah satu gudang, Jakarta, Senin (11/4). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Harga beras setelah lebaran di sejumlah pasar tradisional di Purwakarta tetap stabil.

Dayat (57 tahun), pemilik PD Beras Djembar Pasar Rebo Purwakarta, mengatakan, kenaikan besar-besaran harga beras itu terjadi apada 2014 silam. Saat itu, naiknya Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogram. Sejak saat itu, tak ada lagi kenaikan yang mencolok.

"Kalaupun ada, naiknya sedikit antara Rp 100-500 per kilogram," ujar Dayat, kepada Republika.co.id, Selasa (4/7).

Seperti menjelang puasa kemarin, harga beras ikut naik. Namun, kenaikannya tak terlalu signifikan. Antara Rp 200 sampai Rp 500 per kilogram. Jadi, dampaknya tak terlalu terasa bagi konsumen.

Terlebih lagi saat ini stok beras dari petani cukup besar. Saat ini saja di gudang PD Djembar, stok beras yang ada mencapai 20 ton. Stok ini bisa mencukupi untuk kebutuhan dua pekan kedepan. Rata-rata setiap hari permintaan akan beras di toko ini sebanyak satu ton.

"Tapi, biasanya belum juga stoknya habis, beras sudah dikirim lagi," ujar Dayat.

Dayat menyebutkan, saat ini harga beras super mencapai Rp 11 ribu per kilogram. Untuk beras medium, antara Rp 9.000 sampai Rp 10 ribu per kilogram. Sedangkan beras dengan kualitas rendah antara Rp 7.500 sampai Rp 8.00 per kilogram.

Martha Dwiriana (36 tahun), ibu rumah tangga asal Kelurahan Sindangkasih, berharap agar tidak ada kenaikan harga beras. Sebab, saat ini warga sudah dibebani dengan kenaikan harga-harga bahan lainnya. Seperti sayuran dan daging.

"Kalau beras naik, harga bahan pokok lainnya akan mengekor. Beruntung, beras harganya tetap stabil," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement