REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Arus balik lebaran 2017 telah melewati masa puncak. Satuan Tugas (Satgas) BBM PT Pertamina (Persero) yang bekerja sejak H-15 hingga H+7 mencatat, konsumsi BBM Non Subsidi meningkat tajam pada semua jenis dibanding mudik tahun sebelumnya.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito pada mudik tahun ini animo konsumen terhadap BBM dengan oktan lebih tinggi semakin meningkat. Data Satgas BBM Mudik 2017 per 2 Juli 2017 menunjukkan kenaikan signifikan pada seluruh varian BBM Non Subsidi.
Untuk jenis gasoline, realisasi konsumsi Pertalite sebanyak 44, 625 kiloliter (KL) melonjak tajam hingga 113,8 persen dibandingkan pada 2016. Begitu juga dengan Pertamax, selama masa mudik 2017, konsumsi 18.352 KL atau naik 33,4 persen dibanding periode 2016. Kenaikan lebih besar terlihat pada konsumsi Dexlite.
Hingga H +7 lebaran, BBM jenis gasoil ini mencatat kenaikan hingga 268 persen atau sebanyak 808 KL dibanding tahun sebelumnya. Varian lain jenis ini yakni Pertamina Dex juga naik 46 persen sebesar 500 KL. “Produk BBM non subsidi menjadi favorit pemudik karena sesuai dengan spesifikasi kendaraannya,” kata Adiatma lewat siaran pers, pada Senin (3/7).
Pertamina melihat, adanya respon positif pemudik terhadap BBM kemasan dan penjualan dengan mobil tanki dispenser. Satgas BBM mencatat realisasi penjualan BBM yang diproduksi untuk mengantisipasi kebutuhan di wilayah rawan macet cukup tinggi. Realisasi penjualan Pertamax kemasan mencapai 205 KL, Dexlite 8,8 KL, Pertamina Dex 18,6 KL. Sementara untuk penjualan Pertamax melalui mobil dispenser mencapai 130 KL. “Inovasi produk untuk memudahkan pemudik mengisi BBM di jalur padat kendaraaan ini disambut baik oleh konsumen, sehingga penjualan sangat signifikan,”ujar Adiatma.
Adapun mengenai konsumsi elpiji Satgas Pertamina mencatat penjualan mencapai 23.105 Metrik Ton atau naik 4 persen dibandingkan dengan situasi normal. Bahkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya konsumsi elpiji lebih naik hingga 10 persen.
Selama lebaran, penjualan Elpiji 3 kg mengalami kenaikan 5 persen menjadi 20,689 MT dari rata-rata Januari-Mei sebesar 19,963 MT. Jika dibandingkan tahun 2016 rata-rata perhari 19,309 MT mengalami kenaikan 7 persen.
Kenaikan juga terlihat pada penjualan Bright Gas. Sekalipun pada bulan Juni mengalami penurunan sekitar 4 persen, namun bila dibanding dengan tahun 2016 meningkat 178 persen menjadi 416 MT dari tahun sebelumnya 229 MT.
Sedangkan untuk elpiji 12 Kg, 50 Kg dan Bulk pada puasa dan lebaran (Juni) semuanya turun bila dibanding dengan bulan Januari - Mei 2017. Bahkan untuk Bulk turun sampai 17 persen. Sementara yang 12 Kg turun 7 persen, kemudian yang 50 KG turun 7 persen. “Secara umum stok dan penyaluran BBM dan LPG Pertamina berjalan aman dan lancar,” tutur Adiatma.