Sabtu 01 Jul 2017 03:08 WIB

Ramadhan tak Mampu Genjot Pertumbuhan Ritel

Rep: Halimatus sadiyah/ Red: Budi Raharjo
Belanja di supermarket
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Belanja di supermarket

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Momentum bulan Ramadhan dan Idul Fitri rupanya tak mampu menggenjot pertumbuhan industri ritel. Asosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) mencatat, pertumbuhan ritel pada Mei 2017 hanya 3,6 persen.

Angka itu bahkan lebih rendah dibanding pertumbuhan pada April 2017 yang tercatat 4,1 persen. Padahal, di akhir Mei ada momentum datangnya bulan Ramadhan yang biasanya disambut oleh masyarakat dengan berbelanja kebutuhan pangan.

"Masyarakat memang tetap belanja, tapi volumenya kecil," kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey, saat dihubungi Republika, Jumat (30/6).

Kemudian, pada pekan pertama dan kedua Juni, Roy menyebut tidak ada kenaikan transaksi yang signifikan. Meski belum memiliki angka yang riil, ia mengaku mendapat laporan bahwa pertumbuhan ritel pada dua pekan pertama Juni lebih rendah dibanding periode yang sama 2016.

Menurutnya, dari gambaran kondisi di dua pekan pertama tersebut dapat diprediksi bahwa pertumbuhan ritel Juni 2017 akan lebih rendah dibanding Juni 2016. Roy sendiri mengaku tak paham apa yang menjadi penyebab utama perubahan konsumsi di masyarakat yang berakibat pada melemahnya pertumbuhan industri ritel.

Sebab, jika dilihat dari sejumlah indikator ekonomi seperti inflasi dan nilai tukar rupiah, semua dalam posisi yang aman. "Saya kira ada hal yang tidak bisa dikalkulasi dengan angka. Hal yang menyangkut sentimen masyarakat," ujarnya.

Melihat gambaran tersebut, Roy tak yakin pertumbuhan industri ritel tahun ini bisa mencapai target yang diharapkan, yakni di atas 10 persen. Pada 2016 lalu, pertumbuhan industri ritel berada di angka 9 persen. "Kalau pertumbuhan tahun ini bisa 9 persen saja seperti tahun lalu, itu sudah bagus," ucapnya.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement