Jumat 30 Jun 2017 11:06 WIB

Pelaku Fintech Sudah Antisipasi Ransomware Petya

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Fintech (ilustrasi)
Foto: flicker.com
Fintech (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan Ransomware Petya menimbulkan kekhawatiran bagi banyak lembaga di Indonesia, tidak terkecuali para pelaku Financial Technology (Fintech). Pasalnya, malware berskala internasional itu langsung menyerang ke sistem operasi (OS), sehingga dapat membuat komputer lumpuh total.

Co-Founder dan CEO PT Investree Radhika Jaya Adrian Gunadi menegaskan, perusahaan Fintechnya itu telah mengantisipasi segala serangan virus, termasuk Ransomware Petya. "Hal itu bagian dari standard security policy kami," ujarnya kepada Republika, Jumat (30/6).

Ia menjelaskan, tindakan uang dilakukan Investree adalah dengan menjalankan instalasi anti virus, dan memperbarui patch terbaru, baik untuk OS maupun anti virus. Perusahaan juga mengedukasi para karyawannya agar cermat menggunakan komputer serta internet.

"Selain itu, untuk data penting yang berkaitan dengan pekerjaan, kami juga berikan rekomendasi kepada anggota tim untuk memanfaatkan service cloud backup," kata Adrian. Ia menjelaskan, service tersebut merupakan layanan standar yang dimiliki semua anggota tim Investree.

Perusahaan, kata Adrian, selalu berkoordinasi pula dengan beberapa perusahaan lain yang mempunyai tantangan serupa dengan Investree. "Kami berkoordinasi dan saling update untuk langkah-langkah pencegahan maupun perbaikan yang dibutuhkan," tuturnya.

Sebelumnya, Perusahaan Fintech UangTeman pun mengaku sudah mengantisipasi Ransomware Petya sejak lama. "Bahkan sebelum WannaCry keluar dengan menonaktifkan fitur SMBv1," ujar Chief Technology & Product Officer UangTeman Darmawan Zaini, saat dihubungi Republika.

Beberapa antisipasi yang dilakukan UangTeman di antaranya, kata Darwaman, melakukan patch pada semua sistem operasi (OS) Windows yang digunakan karyawan. Perusahaan juga menerapkan manajemen port pada firewall.

"Tim infrastruktur kami selalu mengikuti perkembangan- perkembangan malware di dunia. Kami juga senantiasa menerapkan tindakan pencegahan demi menjaga keamanan data karyawan atau nasabah," jelas Darmawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement