Kamis 29 Jun 2017 21:01 WIB

Menhub Usulkan Tradisi Lepas Balon Jadi Agenda Wisata

Sejumlah remaja bersiap melepas balon udara di Masjid Miftahul Ulum Desa Sumberasri, Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Seno
Sejumlah remaja bersiap melepas balon udara di Masjid Miftahul Ulum Desa Sumberasri, Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengusulkan agar tradisi melepas balon udara oleh masyarakat Jawa Tengah setiap lebaran dan syawalan menjadi agenda wisata.

"Tahun depan akan kami 'manage' menjadi suatu wisata yang akan ditentukan tempat dan ketinggiannya dengan kualifikasi tertentu agar tidak mengganggu," katanya di sela meninjau persiapan arus balik Lebaran 2017 di Stasiun Semarang Poncol, Semarang, Kamis (29/6).

Menhub menjelaskan pada dasarnya penerbangan balon udara itu dilarang, bahkan kepolisian sudah melakukan penegakan hukum. Bukan hanya mengganggu penerbangan saja, tapi juga mengganggu listrik tegangan tinggi.

Di sisi lain, Menhub mengakui tradisi menerbangkan balon udara saat lebaran maupun syawalan merupakan salah satu bentuk kearifan lokal. Karena itu, tradisi ini perlu dikelola dengan baik agar tidak mengganggu jalur penerbangan dan saluran udara tegangan ekstra tinggi.

Kepolisian telah mengimbau dan mengeluarkan larangan sejak sebulan sebelum lebaran agar warga tidak menerbangkan balon udara. Imbauan itu dilakukan hingga sampai ke desa-desa dan kelurahan bahkan dilakukan sosialisasi langsung ke rumah-rumah warga.

Pada Rabu (28/6), Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan Kemenhub akan ikut terlibat mengadakan lomba festival balon setiap Lebaran. Namun, tradisi ini akan diubah dengan cara ditambatkan atau diikat hingga ketinggian sekitar 40 meter.

"Jika tradisi lepas balon itu dilepas di udara bebas hingga ketinggian mencapai 38 ribu hingga 40 ribu feet dari permukaan tanah, hal ini yang tidak diperbolehkan karena bisa mengganggu jalur penerbangan di Indonesia," kata Agus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement