Sabtu 17 Jun 2017 05:06 WIB

Kemenhub Berharap Reaktivasi Trem Selesai Sebelum 2020

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Trem/ilustrasi
Foto: secapramana.com
Trem/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pengerjaan proyek angkutan massal bercepat berbasis rel berupa trem di Surabaya disepakati dimulai tahun ini. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian berharap pengerjaan trem di Surabaya bisa diselesaikan sebelum 2020.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono melakukan pertemuan dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balaikota Surabaya, Jumat (16/6). Pertemuan di ruang kerja Wali Kota tersebut berlangsung sekitar 50 menit.

Prasetyo berharap, pengerjaan trem di Surabaya bisa selesai sebelum 2020. Paling tidak untuk rute sampai Tunjungan. "Kita mulai tahun ini. Bu Risma ini kalau sudah diajak mulai, nggak usah diminta sudah mulai. Pengennya secepatnya. Tahun 2018 nanti langsung kencang, syukur-syukur 2019 sudah selesai," kata Prasetyo kepada wartawan seusai bertemu dengan Wali Kota Risma.

Prasetyo menyatakan, proyek trem akan dibangun oleh pemerintah pusat. PT KAI akan bertindak sebagai operator yang mengoperasikan moda angkutan massal berbasis rel tersebut. "Perannya reaktivasi itu dulunya sudah ada kereta api atau trem, artinya prasarana milik negara dibangun lagi oleh pemerintah pusat. Jadi pertanyaan sebagai operator kami yang operasikan," imbuh Prasetyo.

Ia menambahkan, mengenai pendanaan telah direncanakan sejak dulu. Pengerjaan trem tahun ini menggunakan anggaran dari APBN sebesar Rp 100 miliar. Pemerintah pusat juga akan menyiapkan berbagai skema pembiayaan sambil pengerjaan trem dilakuka. Beberapa skema yang bisa diterapkan seperti Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), maupun Pembiayaan infrastruktur non APBN.

"Sudah kami rencanakan dari 2017 baru dapat segitu, sambil jalan nanti kami bisa selesaikan. Bu Risma sudah ke Jakarta beberapa kali rapat dengan Kementerian Perhubungan dan Menteri Keuangan dan kami bisa siasati untuk itu," ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota Risma menyampaikan sejumlah persiapan yang telah dilakukan Pemkot Surabaya. Di antaranya memberi penandaan (marking) di Jalan Tunjungan sebagai lokasi awal pengerjaan trem. Pemkot juga telah menyiapkan jalan di kawasan Simpang Dukuh untuk pengalihan arus lalu lintas dan pengecilan berem jalan.

Ia memperkirakan, saat trem dioperasionalkan nanti harga tiket bisa di bawah Rp 10 ribu. "Sudah kami siapkan. Kami sudah melakukan pengukuran, termasuk pengalihan arus. Saya pimpin sendiri untuk pembongkaran bangunan yang sudah kami ganti rugi untuk pelebaran jalan," ucap alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement