REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank BRI meluncurkan program penukaran uang baru di daerah yang sulit terjangkau di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Dengan ini, Bank BRI resmi menyelenggarakan penukaran uang baru di 303 titik di seluruh Indonesia melalui acara bertajuk BRI Menjaga Kedaulatan Rupiah.
"Menjelang Lebaran, animo masyarakat untuk menukar uang baru sangat tinggi. Mengantisipasi hal itu, Bank BRI menyiapkan 303 titik penukaran uang baru yang tersebar di seluruh Indonesia mulai hari ini hingga besok," jelas Corporate Secretary Bank BRI Hari Siaga Amijarso di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jumat (16/6).
Selain melayani penukaran uang baru, selama kegiatan berlangsung, Bank BRI juga melakukan edukasi kepada masyarakat. Mereka memberikan materi perihal keaslian uang Rupiah dan ketentuan penggantian uang rusak.
"Intinya, sebetunya kan ini edisi uang baru kita edukasi ke masyarakat bagaimana mengenal keaslian uang. Juga untuk menyerap uang-uang yang tidak layak edar yang selama ini beredar di sini untuk kami serahkan ke BI (Bank Indonesia)" kata SEVP Jaringan dan Layanan BRI Agus Noorsanto usai kegiatan berlangsung.
Menurut Agus, seharinya Bank BRI menyiapkan uang sebesar Rp 50 juta pertitik di seluruh Indonesia untuk ditukarkan. Angka tersebut dikeluarkan setelah Bank BRI menyesuaikan kebutuhan masyarakat akan uang kecil.
Uang-uang itu akan didistribusikan melalui agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (laku pandai). Dari sekitar 110.000 agen laku pandai yang dimiliki Bank BRI saat ini, di Kepulauan Seribu terdapat 17 agen laku pandai.
"Sistemnya seperti ini, BI drop ke kami. Melalui mobil keliling kemudian kami ke masyarakat seperti ke pusat keramaian. Agen-agen itu akan dapat prioritas dalam mendapatkan uang baru untuk melayani masyarakat," sambung Agus.
Heri Candrajaya, seorang guru SMA 69 Pulau Seribu yang mengikuti kegiatan ini, mengatakan materi yang disampaikan berguna bagi masyarakat Kepulauan Seribu terutama anak-anak. Mereka jadi tahu bagaimana cara membedakan mana uang palsu dan bukan serta membanggakan mata uangnya.
"Saya rasa Indonesia memang perlu mendaulatkan mata uangnya melalui perbankan. Sehingga, masyarakat lebih mencintai Rupiahnya," jelas Heri.