REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menanggapi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR). Bank Indonesia (BI) memandang tidak terlalu berpengaruh ke pasar keuangan maupun kurs rupiah.
"Karena pasar sudah tahu atau sudah jelas, kalau akan ada kenaikan FFR beberapa kali di bulan-bulan tertentu jadi sudah diantisipasi. Dengan begitu pasar keuangan Indonesia tetap kondusif," ujar Dody Budi Waluyo kepada wartawan, di Gedung BI, Kamis, (15/6).
Ia menegaskan, dampak kenaikan FFR terhadap nilai tukar rupiah pun sangat minim. "Yang penting tidak ada surprise, jadi investor tidak akan menarik uangnya atau capital outflow. Kalau tidak ada surprise nilai tukar relatif stabil," jelas Dody.
Dirinya menambahkan, meski hari ini ada tekanan di pasar keuangan khususnya domestik, namun tidak terlalu besar. Menurutnya, pergerakan kurs rupiah kini juga masih pada tren yang apresiatif. "Maka kami tidak perlu antisipasi berlebihan juga terhadap naiknya FFR ini. Hal itu karena sudah kami kalkulasi sejak awal," ujar Dody.