Rabu 14 Jun 2017 13:15 WIB

Boeing Kurangi Jumlah Pegawai di Divisi Pertahanan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Boeing.
Foto: Mashable
Boeing.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Boeing Co akan melakukan restrukturisasi organisasi di divisi defense, space and security (BDS) dengan mengurangi sekitar 50 pegawai di posisi eksekutif. Perusahaan pembuat pesawat terbesar di dunia ini ingin membuat bisnisnya lebih responsif terhadap pelanggan.

Para eksekutif yang akan dikurangi yakni mewakili lapisan manajemen dan beberapa pejabat senior. Chief Executive BDS Leanne Caret mengatakan, restrukturisasi ini akan membuat bisnis lebih cepat dan membantu Boeing untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan di bidang pertahanan.

"Pelanggan memiliki keinginan untuk bergerak cepat, dan kita perlu menjadi bagian dari solusi tersebut," ujar Caret dilansir Reuters, Rabu (14/6).

Divisi pertahanan Boeing menjual berbagai peralatan militer termasuk jet tempur, rudal, dan kendaraan bawah laut tak berawak ke Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya. Bisnis Boeing di bidang peralatan militer yang merupakan bagian dari divisi BDS akan disusun ulang menjadi tiga segmen yang lebih kecil yakni autonomous system, strike surveillance and mobility, serta vertical lift.

Autonomous system yang dipimpin oleh Chris Raymond membawahi anak perusahaan Boeing Liquid Robotics. Sedangkan, lini bisnis strike surveillance and mobility membawahi pembuatan F-15 dan F/A-18 fighters, serta P-8 untuk pesawat patroli maritim. Sementara itu, segmen vertical lift membawahi produksi Boeing AS-8i, AH-64 Apache, dan helikopter CH-47.

Boeing secara agresif membangun bisnis layanannya untuk mendapatkan pendapatan baru dan meningkatkan margin keuntungan yang lebih tinggi hingga 2020. Awal tahun ini, Boeing mendirikan unit bisnis layanan yang menggabungkan layanan pesawat terbang dan pertahanan komersial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement