Rabu 07 Jun 2017 09:42 WIB

Exxon: Produksi LNG dari Qatar tidak Terganggu

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Sumur eksplorasi gas bumi (Ilustrasi)
Foto: ANTARA
Sumur eksplorasi gas bumi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Exxon Mobil Corp menyatakan, meningkatnya ketegangan diplomatik di Timur Tengah belum terlihat pengaruhnya terhadap produksi dan ekspor gas alam cair (LNG) dari Qatar. Pemutusan hubungan diplomatik antara Qatar dengan Arab Saudi, menimbulkan kekhawatiran akses global LNG, terutama setelah beberapa pelabuhan regional di Teluk Persia menyatakan bahwa mereka tidak akan menerima kapal berbendera Qatar.

"Sebagai praktisi bisnis, kami tidak mengomentari masalah antar pemerintah," ujar Juru Bicara Exxon Alan Jaffers dilansir Reuters, Rabu (7/6).

Pada Selasa (6/6) lalu, Maersk yang merupakan perusahaan kontainer terbesar di dunia mengaku sudah tidak bisa lagi mengangkut barang keluar maupun masuk dari Qatar. Untuk diketahui, Qatar dan Exxon telah bekerja sama selama lebih dari satu dekade.

Exxon menjalin kerja sama dengan Qatar Petroleum yang dimiliki oleh pemerintah untuk berinvestasi di pengolahan LNG, kapal pengangkut, dan infrastruktur terkait lainnya. Exxon dan Qatar Petroleum pada awal tahun ini mendapatkan kontrak untuk mengeksplorasi gas lepas pantai di Cyprus. Mereka juga mengoperasilkan fasilitas LNG Golden Pass di Amerika Serikat dengan ConocoPhillips.

Jeffers mengatakan, pipa ekspor gas dari Qatar ke Uni Emirat Arab masih beroperasi. Ketegangan politik antara Qatar dan Arab Saudi belum berpengaruh terhadap produksi dan ekspor LNG dari Qatar. Exxon menyatakan, sebagian besar produksi LNG Qatar berada dibwah kontrak pasokan jangka panjang. Exxon juga memiliki operasi LNG lain yang besar di Papua Nugini.

Di sisi lain, Qatar meyakinkan Jepang dan India bahwa pengiriman LNG tidak akan terganggu akibat ketegangan politik yang terjadi. Untuk diketahui pada penutupan perdagangan Selasa (6/6/) lalu, saham Exxon yang berbasis di Texas naik 1,3 persen menjadi 81,19 dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement