Rabu 07 Jun 2017 01:27 WIB

IHSG Anjlok Imbas Krisis Qatar dengan Beberapa Negara Arab

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Andri Saubani
Pengunjung mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (2/6).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah sempat menyentuh level tertingginya pada Senin (5/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ternyata tidak cukup tenaga untuk bertahan di zona hijau. Indeks Saham ditutup anjlok 40 poin atau 0,7 persen di level 5.707 dalam perdagangan Selasa (6/6).

Delapan sektor saham turut mempengaruhi negatifnya indeks saham usai parkir di zona merah. Delapan saham sektoral itu adalah. Konsumer, agribisnis, aneka industri, manufaktur, infrastruktur, keuangan, industri dasar dan properti.

Sementara dua sektor saham yang positif hanya pertambangan dan perdagangan. “Seperti yang kami sampaikan sebelumnya dimana pergerakan IHSG cenderung berpotensi memiliki peluang pelemahan,” ujar Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada, Selasa (6/6).

Menurutnya, pengujian laju kenaikan IHSG masih kembali dilakukan seiring masih terbatasnya kenaikan tersebut, terlebih tidak sepenuhnya didukung oleh volume beli. Pergerakan ini cenderung di persimpangan jalan di mana memiliki peluang yang sama untuk naik maupun berbalik turun yang tergantung dari reaksi pelaku pasar dan sentimen di pasar.

“Adanya kisruh antara negara Qatar dengan beberapa negara dalam Liga Arab memberikan imbas secara tidak langsung,” jelas Reza. Akan tetapi, lanjutnya, yang menarik ialah saham-saham pertambangan dan beberapa di perdagangan mampu mengalami kenaikan sendiri dibandingkan sektor lainnya.

Tampaknya, IHSG lebih terimbas variatifnya laju bursa saham Asia serta pelemahan pada sejumlah indeks di bursa saham Eropa dan AS. Sehingga membuat laju IHSG cenderung berada di zona hijau selama perdagangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement