REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- British Airways telah menugaskan tim studi independen untuk melakukan peyelidikan terhadap pusat data di sistem teknologi informasi mereka pada Mei 2017 lalu. Penyelidikan ini menyusul dengan terjadinya masalah sistem teknologi informasi yang terjadi pada akhir Mei 2017 lalu sehingga menyebabkan ribuan penumpang maskapai penerbangan ini batal terbang.
"Kami telah menugaskan perusahaan independen untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh. Ini akan dikaji ulang, dan kami akan paparkan ketika sudah ada hasilnya," ujar Chief Executive Officer International Consolidated Airlines Group SA Willie Walsh, dilansir Reuters, Selasa (6/6).
Walsh mengatakan, kejadian pada akhir Mei 2017 lalu terjadi ketika seorang pekerja listrik memutus daya untuk pemeliharaan, namun hal ini justru mematikan pusat data British Airways. Akibatnya, jadwal penerbangan British Airways harus dibatalkan karena terjadi kekacauan pada data-data penerbangan. Walsh meminta maaf atas insiden tersebut karena merugikan British Airways dan menjamin maskapai penerbangan tersebut akan kembali pulih.
"Ini adalah sesuatu yang tidak saya harapkan terjadi. Tentu anda tidak ingin hal ini terjadi pada maskapai penerbangan apapun," kata Walsh.
Sementara itu, dilansir BBC News menyebutkan, British irways memiliki dua pusat data yang terpisah sekitar satu kilometer. Maskapai penerbangan asal Inggris ini juga melakukan penyelidikan internal untuk mengetahui keamanan sistim pusat data British Airways.