Selasa 06 Jun 2017 13:32 WIB

Pemerintah Diminta Rutin Sidak untuk Stabilkan Harga Sembako

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Tim Satgas Pangan Jabar melakukan sidak ke Pasar Andir, Kota Bandung, Rabu (34/5) subuh. Sidak yang dipimpin Kepala Satgas Pangan Jabar , Kombes Samudi, SiK, MH (tengah) melibatkan unsur Disperindag dan Bulog Jabar. Foto
Foto: dok. Humas Polda Jabar
Tim Satgas Pangan Jabar melakukan sidak ke Pasar Andir, Kota Bandung, Rabu (34/5) subuh. Sidak yang dipimpin Kepala Satgas Pangan Jabar , Kombes Samudi, SiK, MH (tengah) melibatkan unsur Disperindag dan Bulog Jabar. Foto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat ekonomi Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar menilai gejolak harga yang biasanya terjadi di bulan Ramadhan tak banyak terjadi pada tahun ini. Ia menilai pemerintah perlu rutin melakukan inspeksi mendadak (Sidak) agar stabilitas harga tetap terjaga hingga Lebaran nanti.

Ia menilai inpeksi mendadak (sidak) harus rutin dilakukan ke pasar-pasar rujukan sebagai upaya menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat. Menurutnya, berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga-harga beberapa komoditas strategis nasional sebagian telah mengalami penurunan.

"Saya kira selama Ramadan ini harga-harga kebutuhan pokok jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu karena belum ada gejolak yang berarti," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (6/6).

Harga cabai misalnya dari Rp 28.618 per kilogram pada Jumat (2/6) menjadi Rp 26.841 per kilogram pada Senin (5/6) Sementara itu, harga daging ayam juga turun dari Rp 31.491 per kilogram menjadi Rp 30.812 per kilogram. Untuk harga telur ayam dari sebelumnya Rp 23.002 per kilogram pada Jumat (2/6) menjadi Rp 22.882 per kilogram pada Senin (5/6).

Hermanto mendorong agar pemerintah terus konsisten dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok seiring Ramadhan menyisakan sekitar 20 hari lagi. Selain itu, Idul Fitri juga diharapkan bisa ditekan agar gejolak harga tidak terjadi.

"Yang harus diwaspadai adalah beberapa hari lagi menuju Idul Fitri. Dan kenapa pasar-pasar rujukan harus terus diwaspadai seperti pasar Cipinang, Kramat Jati dan lain-lain, karena kalau di pasar itu harga pada naik, di daerah juga akan naik," ujarnya.

Selain itu, pemerintah diharapkan bisa berkoordinasi dengan pemda-pemda untuk bergerak menggelar operasi pasar agar harga tetap stabil. Sebab, gejolak harga tidak hanya terjadi di pusat-pusat kota, melainkan kerap terjadi di daerah.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyebut masalah distribusi menjadi salah satu penyebab tidak meratanya harga bawang putih di sejumlah daerah. Sebab, dari segi ketersediaan stok, ia memastikan pasokan bawang putih aman karena dalam waktu dekat akan ada tambahan 500 ton.

"Negara kita ini kan luas, jadi belum semua bisa terdistribusikan. Ada yang butuh beberapa hari, yang sering terjadi seminggu kemudian," ujarnya, usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/6).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement