REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Thailand berusaha untuk mengambil alih dominasi Singapura dalam perawatan, perbaikan dan pemeriksaan pesawat terbang dengan menggelontorkan dana sebesar 5,7 miliar dolar AS untuk mengupgrade bandara era perang Vietnam.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Negara Ajarin Pattanapanchai mengatakan, Lockheed Martin Corp'4 Sikorsky Aircraft adalah perusahaan terbaru yang mempelajari kemungkinan peningkatkan pengeluaran Mauntenance, Repair, dan Overhaul (MRO) di Thailand, setelah perombakan yang direncanakan dari Bandara Internasional U-Tapao.
Pada bulan Maret, Airbus SE menandatangani sebuah perjanjian dengan Thai Airways International Pcl untuk mengevaluasi pengembangan fasilitas MRO di Bandara sipil-militer dekat Bangkok. ''Singapura cukup ketat saat ini,'' ucap Ajarin, dilansir dari Bloomberg, Senin (29/5).
Menurut Ajarin, untuk memenuhi permintaan maskapai penerbangan di wilayah ini, terutama permintaan baru dari Myanmar, Vietnam, Kamboja, mengingat kekuatan yang mereka miliki dalam hal otomotif dan teknik, Thailand akan menjadi pilihan kedua untuk menjadi Hub MRO.
Proyek bandara tersebut merupakan bagian dari tujuan pemimpin junta Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha untuk meningkatkan ekonomi. Ekonomi Thailand telah tertinggal dari negara tetangga sejak militer merebut kekuasaan tiga tahun lalu.
Ajarin menyatakan, ini adalah kunci dari sebuah rencana untuk menginvestasikan 1,5 triliun bath atau 44 miliar dolar AS untuk tahun 2017-2021 untuk mengembangkan pesisir timur negara tersebut. ''Saya yakin kita bisa melakukannya,'' tegas dia.