REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA -- Harga minyak dunia naik satu persen menjelang pertemuan negara-negara anggota OPEC pada Kamis (25/5) ini. Kenaikan harga minyak tersebut diprediksi tidak akan berpengaruh terhadap penurunan produksi minyak yang akan diperpanjang hingga 2018.
Negara-negara OPEC dan produsen lainnya termasuk Rusia telah sepakat untuk mengurangi pasokan minyak sebesar 1,8 juta barel per hari, dan akan diperpanjang sampai 2018. Pemotongan produksi minyak dilakukan antara sembilan bulan sampai 12 bulan ke depan.
Namun pada pertemuan di Wina, mereka sepakat untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak. Analis Rivkin Securities James Woods mengatakan, perpanjangan tersebut telah memperhitungkan harga minyak.
"Pejabat OPEC lebih memilih untuk menunggu dan melihat dampak dari perpanjangan dalam membantu menyeimbangkan pasar sebelum melakukan tindakan yang lebih drastis," ujar James dilansir Reuters, Kamis (25/5).
Konsultan energi Wood Mackenzie mengatakan, perpanjangan pemotongan produksi pada sembilan bulan kedepan akan berdampak kecil terhadap perkiraan harga minya di 2017 ini. Diperkirakan perpanjangan tersebut akan menghasilkan kenaikan produksi sebesar 950 ribu barel per hari di Amerika Serikat.
Apabila pertemuan di Wina menghasilkan perpanjangan sampai 2018, Mackenzie memperkirakan harga minyak dapat terdorong sampai 63 dolar AS per barel. Namun, apabila pertemuan di Wina gagal untuk menyetujui perpanjangan kontrak maka harga minyak diperkirakan akan turun karena kelebihan pasokan akan terus berlanjut.