Selasa 23 May 2017 16:19 WIB

Jokowi Heran Masyarakat Masih Debatkan MRT dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: M.Iqbal
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) meninggalkan Ruang Garuda seusai menghadiri Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2016 di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) meninggalkan Ruang Garuda seusai menghadiri Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2016 di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR – Presiden Joko Widodo menyampaikan Indonesia saat ini sudah jauh tertinggal dari negara-negara lain dalam hal pembangunan bangsa. Namun, Jokowi mengeluhkan kesulitan untuk memulai pembangunan infrastruktur guna mengejar ketertinggalan tersebut.

Alasannya, masyarakat Indonesia masih saja berdebat mengenai keuntungan dan kerugian dari pembangunan infrastruktur yang tengah diupayakan pemerintah. Presiden mencontohkan, untuk memulai pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan kereta api cepat saja membutuhkan waktu yang sangat lama dan masih juga diperdebatkan.

“Kita mau membangun kereta api cepat jarak hanya 148 km saja, sampai sekarang belum mulai, ributnya sudah dua tahun. Debat ramai baik atau ga baik, sama seperti waktu kita bangun MRT itu, ramainya itu 26 tahun. Sudah direncanakan 26 tahun. Ramainya untuk rugi baik tidak. Wong negara lain sudah bangun dan itu bermanfaat, kok masih kita debatkan itu apanya?,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5).

Jokowi menyampaikan, untuk memulai pembangunan infrastruktur transportasi haruslah dilihat dari sisi manfaat ekonomi dan efisiensi. Dengan kondisi kemacetan di Jakarta yang kemudian menyebabkan kerugian negara hingga Rp 27 triliun tiap tahunnya, maka Presiden menilai pembangunan transportasi massal ini memberikan manfaat.

“Ya kalau berhitung bisnis pasti rugi, wong transportasi massal seperti itu, kalau hitungannya bisnis. Tapi kalau hitungannya ekonomis atau tidaknya, benefitnya bagi negara ya itu untung," ujarnya.

Sementara itu, di negara lain sudah tak lagi berkutat pada masalah-masalah ini. Presiden mengatakan, negara lain saat ini sudah membahas kemajuan teknologi seperti Elon Musk yang berbicara Tesla, Hyperloop, dan juga SpaceX. 

Jokowi pun mengajak masyarakat untuk mulai berpikir positif dan menggunakan energinya pada hal-hal yang lebih positif membangun bangsa. “Saya mengajak bapak ibu semuanya, keluarlah kita dari pikiran-pikiran negatif seperti itu. Ajak kita semuanya untuk mulai pada pikiran-pikiran positif untuk maju bersama, bekerja bersama bagi bangsa ini,” kata Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement