REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah berjanji untuk menutup perlintasan sebidang antara jalan raya dan rel kereta api yang berpalang pintu atau perlintasan liar. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, upaya penutupan perlintasan liar ini akan dilakukan bertahap.
Pernyataan Budi ini menyusul kembali terulangnya kecelakaan yang melibatkan kereta api dan kendaraan yang melintas perlintasan sebidang. Belum lama ini, sebuah minibus Avanza tertabrak kereta api Argo Bromo Anggrek jurusan Surabaya-Jakarta di Grobogan, Jawa Tengah.
"Saya bersimpati kepada keluarga korban dan prihatin atas kejadian itu. Itu mengingatkan apakah pemerintah sudah bekerja dengan baik. Namun karena itu perlintasan liar, kami akan tutup bertahap," ujar Budi usai menghadiri Kompetisi Om Telolet Om yang diadakan di Terminal Pulo Gebang, Ahad (21/5).
Budi mengingatkan kepada masyarakat bahwa pengendara kendaraan umum dan pribadi harus mengalah bila ada kereta api lewat. Tanpa bermaksud menyalahkan pengemudi kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan baru-baru ini, Budi meminta kepada pengemudi untuk bersabar menunggu bila ada kereta api lewat.
"Kami lakukan kampanye slow down ini artinya kecepatan lebih lambat untuk selamat. Lambat yang penting selamat," katanya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa tabrakan yang menewaskan empat orang melibatkan kereta api Argo Bromo Anggrek jurusan Surabaya-Jakarta dengan minibus Toyota Avanza berpelat B 1937 UZQ di Grobogan, Jawa Tengah.