REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Harga ayam hidup di pasar ayam Semanggi, Solo, naik menjelang Ramadhan. Salah satu pemilik kios ayam, Cipto Suwiryo (50 tahun) mengatakan naiknya harga ayam hidup telah berlangsung sejak tiga hari lalu.
Saat ini, untuk ayam pedaging hidup dijual seharga Rp 21 ribu per kg atau naik dari Rp 16 ribu per kg. Sementara itu, untuk ayam petelur hidup dijual seharga Rp 20 ribu per kg dari harga sebelumnya Rp 15 ribu per kg.
Meski Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, tetapi menurutnya antusias masyarakat membeli ayam hidup belum terlihat. Padahal jika dibandingkan dengan tahun lalu, masyarakat dan rumah makan sudah memesan stok ayam hidup dua pekan sebelum Ramadhan.
“Belum ada peningkatan, malah sepi sekarang harganya naik yang beli bisanya cuma rumah makan saja itu juga tidak banyak,” tutur Cipto saat ditemui Republika.co.id pada Kamis siang (18/5).
Dia pun tak menampik potensi permainan dari distributor besar terkait harga jual ayam hidup di pasaran memasuki bulan puasa. Sebab berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, dia mengungkapkan pasokan ayam ke beberapa pasar di Solo Raya mendadak sepi beberapa hari jelang puasa. Dia mengatakan hanya pedagang tertentu saja yang mendapatkan pasokan ayam hidup.
Pedagang yang mendapat pasokan ayam itu pun menjualnya bergantian sesuai jadwal berjualan yang sudah disepakati. Hal itu, membuat pedagang ayam mandiri atau tak bergantung pada pasokan ayam dari distributor besar harus menyesuaikan dengan harga pasaran. Cipto mengatakan ada beberapa distributor yang biasa memasok ayam ke Solo seperti Sragen, Boyolali, dan Karanganyar.
“Di setop dulu, nanti yang pedagang besar-besar jualnya giliran harinya. Harganya jadi naik, dan kita yang jual paling banyak seratusan ekor, ya harus ikut harga pasar juga,” tuturnya.
Sementara itu, penjual ayam potong di pasar Nusukan, Siti (50 tahun), mengatakan harga ayam potong saat ini Rp 32 ribu per per kg. Dia pun mengaku belum melihat adanya lonjakan pembeli ayam potong jelang Ramadhan. Siti yang juga mempunyai rumah makan ayam bakar mengaku kebingungan mengatur harga jual dagangannya sejak naiknya harga ayam hidup di pasaran.
“Sekarang ayamnya naik, biasanya saya 100 ekor buat dijual potongan dan di warung makan sekarang paling 70 ekor saja. Harganya ayam naik, bahan untuk bumbu ayam bakar terutama bawang putih juga naik, tapi saya tidak bisa naikkan harga menunya nanti malah pembelinya tidak ada,” ungkapnya.
Dia hanya berharap, meski harga ayam mengalami kenaikan tak menyurutkan niat masyarakat untuk membeli daging ayam jelang puasa. Dia pun memprediksikan, tiga hari jelang puasa kebutuhan masyarakat akan ayam potong meningkat kembali. “Apalagi untuk awal-awal puasa, biasanya banyak pesanan ayam bakar untuk buka dan sahur bersama. Mudah-mudahan puasa tahun ini juga banyak,” katanya.