REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan lokal di bidang finansial teknologi (fintech) Paytren terus mengembangkan usahanya. Bahkan dalam waktu dekat akan meluncurkan manajemen investasi syariah bernama Paytren Asset Management (PAM).
Komisaris Utama sekaligus pemilik PT Veritra Sentosa International (Treni) Ustadz Yusuf Mansyur menyatakan Paytren akan masuk ke pasar modal syariah demi meningkatkan portofolio dunia investasi syariah di Indonesia. "Karena katanya kan masih minim untuk investasi syariah, maka dengan ini insya Allah akan bergairah," ujar Ustadz Yusuf kepada Republika, Selasa, (16/5).
Ia menuturkan, dukungan dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun sangat besar. Saat ini, Ustadz Yusuf mengaku tengah mengurus perizinan PAM. Diharapkan bisa selesai pada Juni 2017 mendatang.
"Sambil menunggu perizinan, kita sudah verifikasi kira-kira produknya nanti apa saja. Namun sekarang kan ada Jakarta Syariah Indeks jadi kita tinggal masuk ke yang sudah ada," jelasnya. Dirinya menambahkan, Paytren pun menggelar Training of Trainer (TOT) Pasar Modal Syariah untuk para mitra Paytren dengan pemateri langsung dari OJK.
TOT tersebut tidak hanya diadakan di Jakarta, kata Ustadz Yusuf, tapi serentak di beberapa kota lainnya. Selama dua hari yaitu 16-17 Mei, para mitra Paytren diberikan pemahaman mengenai pasar modal syariah.
"Jadi diharapkan begitu Paytren investasi ini lahir, sosialisasinya sudah selesai. Lalu kita tawarkan ke seluruh masyrakat yang ingin berinvestasi baik internal maupun eksternal paytren, tapi kita utamakan anggota internal Paytren," jelas Ustadz Yusuf. Ia menyebutkan, kini ada 1,4 juta anggota Paytren.
"Potensinya cukup besar. Kebayang kalau 1,4 juta berinvestasi Rp 1 juta per orang maka sudah mencapai Rp 1,4 triliun. Bisa langsung nyodok itu," ungkapnya. Dengan begitu, menurutnya bursa investasi syariah dunia langsung terlihat.
Ustadz Yusuf menargetkan sampai akhir 2017, PAM bisa menghimpun dana investasi hingga triliunan rupiah. "Bahkan harapan saya kalau ini sudah jadi, saya akan menghadap presiden dan saya katakan pada beliau kalau BUMN butuh dana sama kami saja," ujarnya.
Paytren sendiri transaksinya per hari berkisar 200 ribu sampai 300 ribu. Dengan total transaksinya mencapai Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar per hari.