REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ford Motor Co berencana menurunkan gaji tenaga kerjanya di Amerika Utara dan Asia sekitar 10 persen, Rabu (17/5). Selain itu, Ford juga menawarkan insentif pensiun dini untuk mengurangi jumlah gaji yang rencananya akan dilakukan pada 1 Oktober 2017.
Pemotongan gaji tersebut merupakan bagian dari rencana Ford memangkas biaya sebesar tiga miliar dolar AS. Hal ini akibat pertumbuhan penjualan kendaraan di AS lesu dalam beberapa tahun terakhir. Langkah ini tentu saja berseberangan dengan keinginan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memprioritaskan pembukaan lapangan kerja.
The Wall Street Journal melaporkan pada Senin (15/5) Ford berencana mengurangi 10 persen dari 200 ribu tenaga kerja globalnya. Namun, sampai berita ini diturunkan, Ford masih enggan memberikan komentar mengenai pemangkasan tenaga kerja tersebut. Ford menyatakan akan terus mendorong pertumbuhan yang menguntungkan.
"Mengurangi biaya dan efisiensi merupakan bagian dari pekerjaan kami, namun belum ada pengurangan karyawan dan kami tidak mau mengomentari spekulasi," ujar pernyataan Ford.