Jumat 12 May 2017 14:09 WIB

Sriwijaya Air Segera Buka Rute Jakarta-Banyuwangi

Logo of Sriwijaya Air (illustration)
Foto: Antara/Rezky Purwono
Logo of Sriwijaya Air (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kelompok usaha Grup Sriwijaya Air akan merealisasikan rute penerbangan langsung Jakarta ke Banyuwangi dan sebaliknya pada pertengahan Juni 2017, dengan menggunakan bendera NAM Air.

Direktur Operasional NAM Air Capt Daniel Adhitya mengatakan untuk mematangkan rencana tersebut, tim dari Sriwijaya bertemu dengan Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko. "Kedatangan kami untuk mematangkan 'direct flight' (penerbangan langsung) Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya," katanya, Jumat (12/5).

Daniel menjelaskan, rencana penerbangan perdana akan dilakukan pada 16 Juni mendatang. "Direncanakan terbang setiap hari dengan jadwal pukul 07.00 WIB dari Jakarta menuju Banyuwangi, dan pukul 09.30 WIB dari Banyuwangi menuju Jakarta," katanya.

Pada penerbangan itu, kata Daniel, Nam Air menggunakan pesawat Boeing 737 seri 500 berkapasitas 120 penumpang. Pesawat ini melayani kelas bisnis sebanyak delapan tempat duduk (seat), sisanya merupakan kelas ekonomi.

"Kami mempersiapkan tim advance untuk mengurus persiapan teknis, safety sampai market-nya, agar target 16 Juni bisa terealisasi," kata Daniel.

Ia mengatakan, pihaknya membuka rute ini karena potensi pasar yang menjanjikan. Pariwisata Banyuwangi kini terus berkembang, terlihat dari jumlah wisatawan yang menanjak dan pembangunan sejumlah hotel berbintang baru di daerah ujung timur Pulau Jawa itu.

Selain wisata, dunia usaha di Banyuwangi juga dinilainya terus bergeliat. Berdasarkan data Badan Penanaman Modal Jawa Timur, realisasi investasi Banyuwangi menduduki peringkat ketiga di Jatim. Pasar masyarakat secara umum juga besar, termasuk dunia pendidikan dengan kehadiran sejumlah kampus negeri, seperti Universitas Airlangga (Unair) kampus Banyuwangi yang kini memiliki sekitar 800 mahasiswa dari 17 provinsi, Politeknik Negeri Banyuwangi, dan sekolah pilot negeri.

Banyuwangi, kata dia, juga kerap dijadikan tempat studi berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari luar Jawa, terutama setelah Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu mendapat peringkat A atau terbaik se-Indonesia.

Menurut dia, pertemuan instansi pemerintah dan BUMN/swasta pun mulai sering digelar di Kabupaten Banyuwangi. "Kami melihat ini sebagai sebuah peluang yang harus kami ambil," kata Daniel.

Daniel menambahkan, pasar rute tersebut juga bagus karena bisa menjaring penumpang dari sekitar Banyuwangi, seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Bali barat. "Daerah sekitar Banyuwangi menjadi 'market' penyangga. Jadi orang Jember atau Bali barat kalau mau ke Jakarta, bisa ke Banyuwangi dulu. Otomatis ini juga menguntungkan Banyuwangi karena mereka pasti belanjakan uang di Banyuwangi," ujar Daniel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement