REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia digital terus berkembang pesat di Indonesia. Para pelaku bisnis e-commerce pun bermunculan tidak terkecuali Finacial Technology (Fintech) yang memberikan solusi keuangan lebih mudah bagi masyarakat.
Anggapan Fintech akan menyaingi perbankan pun bermunculan. Pasalnya, dengan persyaratan lebih mudah dan proses lebih cepat, banyak masyarakat memilih bertransaksi termasuk mengajukan pembiayaan lewat Fintech dibandingkan bank.
Direktur Konsumer Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sis Apik Wijayanto menyatakan, perkembangan dunia digital mau tidak mau memang harus diikuti. "Jadi kalau dulu orang jalan kaki, maka setelah ada kereta, mobil, dan pesawat, kalau masih tetap jalan kaki akan ketinggalan," ujarnya kepada Republika baru-baru ini.
Begitu pula dengan dunia perbankan, menurutnya, banyak perubahan terjadi, sehingga bank harus berinovasi terutama di bidang teknologi. Apalagi Presiden Joko Widodo menargetkan, Indonesia bisa menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar pada 2020.
Sis menjelaskan, ada beberapa hal yang harus disiapkan untuk mendigitalisasi perbankan. Di antaranya, jaringan, device, aplikasi, serta inovasi. "Jadi digital disruption harus kita lakukan," tambahnya.
Ia menegaskan digital ekonomi harus didukung. Salah satunya menyinergikan perbankan dengan Fintech. "Setiap produk dan layanan fintech dapat menjadi channel bagi bank. Mereka juga perlu bank, customer pun perlu layanan kita sehingga kita berkolaborasi dengan fintech dalam negeri," ujar Sis.
Ia menyebutkan, kini sudah ada sekitar 130 perusahaan Fintech domestik yang bekerja sama dengan BRI. Sis menyatakan, tahun ini akan terus menambah kerjasama dengan perusahaan Fintech. "Sepanjang untuk kemajuan Fintech dalam negeri, kita selalu ingin kalau ada Fintech baru kita berkolaborasi," tutur Sis.
Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) Budi Satria mengakui Fintech memang dapat melayani kebutuhan secara cepat. Hal itu karena, perbankan merupakan highly regulated industry serta ada risk management yang harus dipenuhi sehingga tidak semua bisa dilakukan bank.
Maka, menurutnya antara perbankan dan fintech bisa saling melengkapi. Pasalnya selain cepat, masyarakat pun butuh keamanan dalam bertransaksi, tentunya bank yang dapat memastikan itu.
"Saya pikir konsepnya cuma satu, mesti duduk bersama untuk membicarakan langkah masing-masing," ujar Budi pada kesempatan serupa. Ia menambahkan, ke depan inklusi keuangan harus ditingkatkan melalui digital perbankan.
"Masyarakat kita sudah siap sekali. Hampir semua masyarakat di desa sekarang pegang handphone. Masyarakat dan siap yang diperlukan regulasi," tambah Budi.
Ia menyebutkan kini ada sekitar 330 juta nomor handphone yang beredar di Indonesia.